Suara.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai sulit jika pertemuan antara pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dianalisis secara konvensional. Menurut politisi PKS ini, dua orang itu adalah pemimpin aneh yang pernah ada.
Donald Trump dan Kim Jong Un kini sudah berada di Singapura. Keduanya dijadwalkan akan bertemu di Hotel Capella, Pulau Sentosa yang terletak di selatan Singapura, pada Selasa (12/7/2018).
"Kim Jong Un itu pemimpin muda. Aneh karena kita belum banyak tahu siapa dia. Dia jarang bicara. Dia jarang kita lihat aktivitasnya karena sistem tertutup di Korea Utara," kata Fahri kepada wartawan, Senin (11/7/ 2018).
Sebaliknya, Donald Trump terkesan aneh lantaran sifatnya yang sangat terbuka. Bahkan, karena sifat keanehannya itu lah, Trump menjadi salah satu tokoh yang mewarnai pemberitaan dari berbagai belahan dunia.
Hal yang menjadi pusat perhatian warga dunia bukan saja pada sifat dan kebijakan keduanya. Melainkan pada sistem kenegaraan yang dianut kedua negara tersebut. Korea Utara adalah negara dengan latar belakang komunis. Sementara Amerika Serikat adalah negara demokrasi terbuka.
Fahri mengatakan, jika pertemuan kedua negara itu hanya sekedar bicara masalah denuklirisasi (penghapusan penggunaan senjata nuklir) untuk mencegah perang, maka positif-positif saja.
"Tapi kalau motifnya nanti kemudian berkembang pada konsesi-konsesi tertutup, itu bisa merugikan kita semua," ujar Fahri.
Menurut Fahri, saat ini Donald Trump sedang berusaha mencari cara agar memperkuat kembali perekonomian Amerika. Dengan adanya pertemuan itu, Fahri khawatir Trump sudah masuk dan mempengaruhi Korea Utara.
"Mungkin dia sudah pegang Korsel, kalau dia bisa reunifikasi lalu memegang Korut, maka barang-barang produk dan jasa Amerika akan masuk melalui Korea Selatan," kata Fahri.
Jika itu yang terjadi, maka semenanjung Korea akan berada di bawah Amerika. Hal itu, lanjut Fahri, akan membuat tensi ketegangan yang tinggi antara Amerika dengan China.
"Sebab selama ini Korut sudah didominasi oleh produk dan barang-barang jasa China," ucap Fahri.
Oleh karena itu, Fahri mengingatkan agar Indonesia harus waspada dengan kondisi seperti itu. Sebab, jika salah memposisikan diri, maka akan terjepit oleh dua kekuatan besar.
"Sebab pada perang dagang dua negara ini, kita bisa jadi korban seperti terinjak di antara dua gajah," tutup Fahri.
Berita Terkait
-
Ucapan Allah Malu, Amien Rais Tak Marah Dibilang Tak Tahu Diri
-
Amien Rais Nyapres, Fahri Hamzah Sebut Pemimpin saat Ini Amatir
-
Fahri Hamzah Bongkar Sosok Amien Rais yang Mau Menantang Jokowi
-
Temui Trump di Singapura, Pesawat Kim Jong Un Sempat Jadi Misteri
-
Paus Fransiskus Doakan Kesuksesan Perundingan Kim Jong Un - Trump
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf
-
Skema WFA ASN dan Pegawai Swasta Nataru 2025, Termasuk TNI dan Polri
-
Pakar Hukum Unair: Perpol Jabatan Sipil Polri 'Ingkar Konstitusi', Prabowo Didesak Turun Tangan
-
Duka Sumut Kian Pekat, Korban Jiwa Bencana Alam Bertambah Jadi 369 Orang
-
Polisi Tantang Balik Roy Suryo dkk di Kasus Ijazah Jokowi: Silakan Ajukan Praperadilan!
-
Besok Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik Nataru ke Jogja, Exit Prambanan Jadi Perhatian