Suara.com - Efek uniknya para petugas KPPS di TPS 7 RT 3/7 Kelurahan Randusari Semarang yang berdandan menyeramkan menjadi hal menarik bagi para pemilih. Warga yang bermukim di komplek pemakaman terbesar di Kota Lumpia itu ramai datang.
Hasilnya, diluar dugaan yakni mampu meningkatkan tingkat partisipasi pemilih DPT untuk menggunakan hak pilihnya. Hal tersebut dirasa berbeda dibanding masa pemilu yang sudah pernah ada sebelumnya.
"Lumayan, warga antusias datang, penasaran karena unik. Naik 20 persen dibanding pemilu yang sudah ada sebelumnya," kata Krisyanto Ketua PPS TPS 7 Randusari, Rabu (27/6/2018).
Pantauan dilapangan, sampai akhir batas waktu pencoblosan pukul 13.00 WIB, dari total DPT 340 pemilih sudah tercatat warga yang menggunakan hak pilih sebanyak 224 pemilih.
TPS 7 Randusari atau dikenal TPS Gunung Brintik menjadi heboh lantaran mengusung tema unik yang tempatnya berdekatan dengan area pemakaman terbesar di Semarang, Makam Bergota.
Suasana horor diciptakan sebagai identitas, jika lokasi TPS berada di tengah areal pemakaman yang sudah biasa bagi warga.
"Artinya area pemakaman Bergota ini bukan hal yang seram dan ditakuti, sama halnya di Pilkada ini tetap nyaman dan tak harus takut datang ke TPS," ujarnya.
Memasuki gedung TPS, telah dijaga oleh dua prajurit 'mahluk astral' berdandan ala prajurit kerajaan. Dua penjaga itu sebenarnya adalah petugas Linmas yang menjaga ketertiban TPS yang ikut didandani dengan tampilan menyeramkan.
Menuju kedalam TPS, pemilih akan dihadapkan pada 'Kuntilanak' yang siap mendaftarkan dan mendata serta memeriksa surat undangan pemilu untuk selanjutnya diberikan logistik surat suara.
Baca Juga: Usai Nyoblos di Bojong Koneng, Prabowo Acungkan 3 Jari
"Saat mencoblos dibilik suara, suasana horor dengan di sebelah kiri keranda beserta jenazah, kanannya ada jenazah yang telah diprosesi," kata Krisyanto.
Suasana horor semakin terasa karena iringan musik selama waktu pencoblosan berupa musik instrumen horor.
"Kita petugas KPPS berdandan wewe gombel, pocong dan Genderuwo, ada juga penjaga kotak suara berdandan pocong," katanya.
Slamet Widodo, salah satu tokoh masyarakat Randusari menambahkan, bukan tanpa alasan para warganya membuat tematik horor di TPS 7. Semua disiapkan penuh nilai filosofi.
"Tata riasnya juga kita siapkan serius, pakai ahli tata rias profesional warga sini," ucapnya.
Untuk asesoris, dia buat sealami mungkin menggambarkan proses pemakaman jenazah dalam ruangan TPS. Simbol kematian menggambarkan jika dalam kehidupan semua akan kembali pada yang abadi, yakni kematian.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Pemulihan Bencana Sumatra Butuh Rp51 Triliun, AHY: Fokus Utama Pulihkan Jalan dan Jembatan
-
Perayaan Hanukkah Berdarah di Bondi Beach: 9 Tewas, Diduga Target Komunitas Yahudi?
-
Horor di Bondi Beach: Penembakan Brutal di Pantai Ikonik Australia, 9 Orang Tewas
-
Tak Cukup di Jabar, TikToker Resbob Kini Resmi Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Harga Diri Bangsa vs Air Mata Korban Bencana Sumatera, Sosok Ini Sebut Donasi Asing Tak Penting
-
Tembus Proyek Strategis Nasional hingga Energi Hijau, Alumni UPN Angkatan 2002 Ini Banjir Apresiasi
-
PSI Tapsel Salurkan Bantuan ke Sangkunur, Sejumlah Desa Masih Terisolasi
-
Implementasi Pendidikan Gratis Pemprov Papua Tengah, SMKN 3 Mimika Kembalikan Seluruh Biaya
-
Boni Hargens: Reformasi Polri Harus Fokus pada Transformasi Budaya Institusional
-
Alarm Keras DPR ke Pemerintah: Jangan Denial Soal Bibit Siklon 93S, Tragedi Sumatra Cukup