Suara.com - Polisi menduga pelaku dalam kasus penganiayaan terhadap Robert Wanggai, adik kandung pesepak bola Persipura, Imanuel Wanggai lebih dari tiga orang. Namun, dari hasil penyelidikan sementara ada orang tiga kakak kelas Robert yang diduga menjadi pelaku penganiayaan tersebut.
"Sementara kemarin itu dari hasil lidik kita kan ada 3. Tapi tidak menutup kemungkinan lebih (dari tiga orang). Saat ini tim lagi bekerja," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Stevanus Tamuntuan saat dikonfirmasi, Rabu (22/8/2018).
Stevanus mengaku polisi pun masih mencari keberadaan tiga siswa salah satu SMK di kawasan Jagakarsa, Jaksel yang diduga menganiaya Robert dilingkungan sekolah. Menurut Stevanus, polisi juga sudah mendatangi sekolah korban untuk memburu tiga terduga namun hasilnya masih nihil. Terduga pelaku dalam kasus ini berinisial TA, K dan A.
"Kita cari pelakunya siapa. Ada beberapa memang (pelajar terduga pelaku penganiayaan) sesuai pengakuan korban, namun kemarin tidak ada di sekolah. Jadi kita cari ke rumahnya," kata dia.
Terkait kasus penganiayaan ini, polisi pun sedang menunggu hasil visum dari Rumah Sakit Permata Ibu, Beji, Depok yang menangani perawatan medis Robert yang mengalami luka-luka akibat aksi penganiayaan itu. Hasil visum itu untuk mengetahui luka-luka yang dialami korban.
"Kita akan mintakan visum korban. Surat sudah kita kirimkan tinggal menunggu," tandasnya.
Diketahui, Robet yang merupakan adik kandung Imanuel Wanggai menjadi korban penganiayaan di lingkungan sekolah pada Selasa (14/8/2018). Robert yang masih duduk di bangku kelas X SMK dianiaya kakak kelas. Aksi penganiayaan itu terjadi ketika Robert dipanggil seniornya untuk masuk ke sebuah ruang kelas. Di ruang itu, Robert diminta untuk melakukan push-up.
Ketika korban sedang push-up, para terduga pelaku menendang dan menginjak kepala Robert. Akibat aksi penganiayaan tersebut, korban mendadak pusing hingga tak bisa menjalani kegiatan belajar di sekolah. Robert pun dilarikan ke Rumah Sakit Permata Ibu, Beji, Depok, Jawa Barat. Dari hasil pemeriksaan, korban dinyatakan mengalami luka dalam yang cukup parah di bagian perut sehingga harus menjalani perawatan.
Berita Terkait
-
Diangkat dari Kisah Nyata, Chicco Jerikho Bintangi Film Ozora: Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel
-
Cemburu Gegara Chat, Istri di Kebon Jeruk Potong Kelamin Suami Pakai Cutter Hingga Tewas
-
Membusuk Tanpa Busana, Mayat Anak di Indekos Penjaringan Ternyata Tewas Dianiaya: Siapa Pembunuhnya?
-
Perkara Diklakson, Anggota Ormas Gebuki Warga di Kramat Jati: Dijenggut, Diseret hingga Bonyok!
-
Zaskia Adya Mecca Bawa Kabar Terkini dari Kondisi Kala dan Faisal Usai Insiden Pemukulan TNI
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- 3 Rekomendasi Mobil Keluarga 9 Seater: Kabin Lega, Irit BBM, Harga Mulai Rp63 Juta
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Borok KPU Terbongkar Lagi: Sengaja Tak Laporkan Penggunaan Jet Mewah ke DPR
-
BNI dan Badan Bank Tanah Perkuat Kolaborasi Strategis untuk Percepatan Pembangunan Nasional
-
Skandal Haji 2024: KPK Bongkar Pembagian Kuota Ilegal, 300 PIHK Diperiksa!
-
Gebrakan Prabowo Bentuk Ditjen Pesantren Langsung Tuai Pro Kontra
-
Lamban Lindungi Rakyat dari Rokok dan Gula, 32 Organisasi Desak Pemerintah Tegakkan PP Kesehatan
-
Soroti Vonis 11 Warga Adat Maba Sangaji, DPR: Cermin Gagalnya Perlindungan HAM dan Lingkungan
-
Komisaris Transjakarta Pilihannya Ikut Demo Trans7, Begini Respons Pramono
-
Amnesty Sebut RUU KKS Batasi Kebebasan Berekspresi: Indonesia Bisa Jatuh ke Level Berbahaya!
-
Sekolah Rakyat Libatkan TNI-Polri: Solusi Disiplin atau Justru... ? Ini Kata Mensos!
-
'Sentilan' Keras DPR ke KPU: Bisa Naik Pesawat Biasa, Kenapa Harus Pakai Private Jet?