Suara.com - Hujan es turun di Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Selatan. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun H Asan Sampit, Kalimantan Tengah memberikan penjelasan mengenai hujan butiran es yang terjadi di sana.
"Dari citra satelit, kemungkinan besar memang terjadi hujan es. Saat ini pun potensinya masih ada meski cukup kecil," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun H Asan Sampit, Nur Setiawan di Sampit, Selasa (11/9/2018).
Hujan butiran es sempat terjadi di Desa Sapiri Kecamatan Mentaya Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada Senin (10/9/2018) sore, dan menjadi perhatian masyarakat karena fenomena alam itu jarang terjadi.
Hujan mulai terjadi di sejumlah wilayah di Kecamatan Mentaya Hulu pada Senin (10/9) sekitar pukul 16.00 WIB. Namun di Desa Sapiri, hujan yang terjadi tidak hanya berupa air, tetapi juga berupa butiran-butiran es.
Nur Setiawan menjelaskan, berdasarkan hasil citra satelit, cuaca Senin (10/9) pukul 17.10 WIB terlihat adanya pumpunan awan cumulonimbus (CB) yang pekat di Kotawaringin Timur, terutama di Kecamatan Mentaya Hulu.
Awan terlihat tergradasi warna merah muda yang mengindikasikan adanya kristal-kristal es dalam awan Cb dalam volume yang cukup signifikan. Gambaran citra cuaca tersebut tidak berbeda jauh kondisinya pada pukul 16.00 WIB saat diperkirakan terjadinya hujan es.
Hujan es bisa terjadi jika awan CB tersebut cukup rendah atau dekat dengan permukaan tanah. Akibatnya, saat hujan jatuh menyentuh bumi masih dalam bentuk butiran-butiran es karena tidak sempat berubah wujudnya menjadi air hujan.
"Untuk kawasan lain, selagi daerah dataran tinggi, ada potensi terjadi hujan es, namun ini sangat jarang terjadi karena sifatnya lokal dan biasanya hanya terjadi dalam waktu singkat, tidak lebih dari 15 menit," kata Nur Setiawan.
Ini merupakan hujan es kedua yang terjadi dalam dua tahun terakhir. Sebelumnya, hujan es terjadi di Desa Sebabi Kecamatan Telawang pada Jumat (20/10/2017) yang juga terjadi pada sore hari.
Baca Juga: Kota Pontianak Hujan Es Selama 7 Menit
Saat itu, Nur Setiawan bersama pejabat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur mendatangi lokasi kejadian hujan es. Mereka mengumpulkan keterangan dan mendokumentasikan tanda-tanda bekas hujan es untuk kepentingan pendataan.
Berdasarkan keterangan warga setempat, ternyata di desa itu dulunya juga pernah terjadi hujan es. Wilayah dengan geografis perbukitan memang berpotensi terjadi hujan es.
Hujan es merupakan fenomena alam yang lazim dan bisa dijelaskan secara ilmiah. Masyarakat hanya diimbau berlindung jika sedang terjadi hujan es agar butiran-butiran es tidak sampai membuat terluka. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Malam Tahun Baru 2026 Jalur Puncak Berlaku Car Free Night, Cek Jadwal Penyekatannya di Sini
-
Rilis Akhir Tahun 2025 Polda Riau: Kejahatan Anjlok, Perang Lawan Perusak Lingkungan Makin Sengit
-
Rekaman Tengah Malam Viral, Bongkar Aktivitas Truk Kayu di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh
-
'Beda Luar Biasa', Kuasa Hukum Roy Suryo Bongkar Detail Foto Jokowi di Ijazah SMA Vs Sarjana
-
Kadinsos Samosir Jadi Tersangka Korupsi Bantuan Korban Banjir Bandang, Rugikan Negara Rp 516 Juta!
-
Bakal Demo Dua Hari Berturut-turut di Istana, Buruh Sorot Kebijakan Pramono dan KDM soal UMP 2026
-
Arus Balik Natal 2025: Volume Kendaraan Melonjak, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan!
-
18 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Banjar, 14 Kecamatan Terendam di Penghujung Tahun
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!