Suara.com - Daratan di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami penurunan tanah setinggi 20 sentimeter. Hal itu lantaran terjadi patahan lempeng di sekitar NTB yang mengakibatkan gempa berkekuatan tinggi beberapa waktu lalu.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan dari hasil investigasi bersama LIPI, BMKG dan BPPT ditemui fakta bahwa sejumlah wilayah mengalami penurunan tanah setinggi 20 sentimeter. Tak hanya itu, ada pula wilayah yang mengalami kenaikan daratan hingga 20 sentimeter.
"Dari hasil investigasi Lombok Timur naik 20 sentimeter dan Lombok Barat turun 20 sentimeter. Jadi itu biasa saja terjadi setelah ada patahan," kata Dwikorita saat ditemui di Forum Merdeka Barat 9, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarya Pusat, Senin (27/8/2018).
Dwikorita menjelaskan kenaikan maupun penurunan daratan terjadi lantaran adanya patahan pada lempeng. Sehingga, ada lapisan koral yang sebagian naik hingga menyebabkan kenaikan daratan dan ada sebagian lapisan koral yang turun terlipat ke bawah sehingga daratan mengalami penurunan.
Meskipun ada beberapa wilayah yang mengalami kenaikan daratan maupun penurunan, hal itu bukanlah menjadi suatu fenomena aneh. Pasalnya, kenaikan atau penurunan memang wajar terjadi setelah adanya patahan.
Dari hasil investigasi, tidak ada efek jangka panjang yang ditimbulkan dari kenaikan maupun penurunan daratan yang terjadi di Lombok Timur dan Lombok Barat. Hanya terjadi dampak kerusakan pasca-gempa bumi yang terjadi saja.
"Naik turunnya itu adalah bagian dari efek gempa. Efek yang lain itu merusak bangunan. Sehingga kalau berbicara efek itu sudah terjadi," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
 - 
            
              Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
 - 
            
              Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
 - 
            
              BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
 - 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
 - 
            
              Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!