Suara.com - Bakal calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Salahudin Uno menginginkan debat antar capres dan cawapres dalam Pilpres 2019 bukan saling serang-menyerang atau seperti cerdas cermat.
Menurut Sandiaga, format debat capres dan cawapres yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) selama ini kurang efektif dan justru berpotensi dapat memecah-belah bangsa.
"Itu yang diharapkan dari KPU. Kalau formatnya saling menyerang, cerdas cermat berpotensi memecah belah kita. Itu menurut saya yang menjadi fokus kita ke depan," kata Sandiaga, usai menghadiri Kongres XXXVI GMKI di Kota Bogor, Jumat (14/9/2018).
Mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu menyarankan format debat yang lebih cair dan interaktif. Hal itu dinilai lebih efektif untuk menyampaikan visi-misi masing-masing pasangan calon kepada masyarakat.
"Kenapa gak urun rembuk aja?, sumbang saran, penyampaian wawasan kita dan biarkan masyarakat memilih. Seperi tadi saya dengan GMKI keren banget, tadinya kan seperti class room tapi saya turun duduk bersama jadi lebih dekat dan efektif," harap Sandiaga.
Sementara, terkait format bahasa yang digunakan Sandiaga lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia. Selain lebih menunjukan jati diri bangsa, bahasa Indonesia dapat dimengerti oleh seluruh lapissn masyarakat dari Sabang sampai Marauke.
"Sabang sampai Marauke semua mengerti. Kita harus jaga jati diri bangsa kita, karena kita ingin menjangkau memberikan sosialisasi pemahaman kepada rakyat Indonesia. Saya dan Pak Praboeo meyakini bahasa yang dipakau harus bahasa Indonesia," tutupnya.
Kontributor : Rambiga
Baca Juga: Erick Thohir Nangis karena Sandiaga, TKN Jokowi: Benar Apa Nggak?
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka