Suara.com - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia (UI), Rissalwan Habdy Lubis menilai Pemerintah DKI Jakarta perlu memperbaiki kebijakan dengan fokus menahan air lebih banyak dalam menangani banjir yang terjadi tiap musim hujan.
Rissalwan melanjutkan cara untuk menahan air yaitu dengan mengkampanyekan sumur resapan pada warga karena dinilai masif dan individual.
"Kesiagaan itu perlu, namun kita perlu memahami karakter banjir terlebih dahulu. Jakarta memiliki 13 aliran sungai dan secara topografi Jakarta sangat landai. Seharusnya konsep kebijakan yang biasanya mengalirkan air lebih banyak itu diganti dengan menahan air lebih banyak," jelas Rissalwan di Jakarta, Kamis (25/10/2018).
"Bukan hanya dengan mengambil sampah yang mengapung di permukaan, melainkan juga melakukan penggalian sungai dan membuang endapan di sungai harus dilakukan masyarakat dan petugas agar lebih antisipasi hadapi banjir," tambahnya.
Pemerintah DKI selama ini dinilai kurang peduli dan tanggap terhadap bencana banjir yang menjadi bencana tahunan. Pemberitahuan yang dilakukan pemerintah dirasa tidak begitu berpengaruh karena info terkait ketinggian air tanpa adanya sikap antisipasi terhadap bencana tersebut.
Rissalwan berharap ke depannya sosialisasi lebih masif tentang info bencana dapat dilakukan lebih awal sebelum bencana terjadi. Salah satu cara paling ampuh yakni melalui media cetak atau radio, atau melakukan gerakan dan mengajak masyarakat secara langsung.
Sebelumnya, DKI Jakarta telah menyiapkan sistem peringatan dini bencana, antara lain alat-alat pemantau cuaca, angin, dan ketinggian air, serta wadah pengaduan atau informasi terkait bencana.
Musim penghujan biasanya mulai Desember hingga Maret, dan biasanya wilayah seperti Kampung Pulo, Jakarta Timur menjadi sasaran empuk bagi hujan karena biasanya air Sungai Ciliwung meluap sehingga terjadi banjir dan membuat masyarakat sekitar terbiasa mengungsi tiap tahunnya. (Antara)
Baca Juga: Dikira Tewas di Jurang, Rumah Rini Puspitawati Dibanjiri Pelayat
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting