Suara.com - Aku turut berduka cita atas musibah yang menimpa penumpang serta awak kabin Lion Air JT 610, yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).
Cukup bikin aku syok, karena itu pesawat yang aku dan tim “Katakan Putus”—program di stasiun televisi Trans TV—tumpangi dari Denpasar Bali ke Jakarta, tadi malam, Minggu (28/10).
Harusnya, aku dan penumpang lain melakukan boarding pada pukul 18.15 WIB. Tapi akhirnya baru bisa boarding pukul 19.30 WIB. Itupun lama tidak take off, mesin beberapa kali mati dan AC juga mati.
Pesawat sempat keluar parkiran dan bergerak menuju runway, tapi karena ada "kesalahan teknis" yang tak sedikit pun dijelaskan ke penumpang, akhirnya pesawat kembali ke parkiran.
Kurang lebih 30 menit kembali terparkir, itulah saat-saat paling tak mudah dilupakan. Banyak orang, termasuk anak-anak kekurangan oksigen.
Ada yang muntah saking panasnya. AC mati. Deru mesin terdengar berbeda dan lantai pesawat panas banget, entah pengaruh mesin atau apa.
Tak ada penjelasan apa pun dari awak kabin mengenai masalah sebenarnya yang tengah dihadapi.
Setelah penumpang banyak yang protes dan memaksa pintu dibuka, barulah awak kabin mengizinkan sebagian penumpang keluar mencari udara.
Aku termasuk beberapa orang terakhir yang keluar, karena awalnya masih yakin masalah bisa diselesaikan, dan keluar pesawat hanya akan memperparah situasi.
Tapi selang 15 menit, tetap tak ada penjelasan dari pihak maskapai. Sementara suhu dalam pesawat makin meningkat, sampai aku tak kuat duduk diam di dalamnya.
Setelah mayoritas penumpang ada di luar pesawat, pihak maskapai tetap tak ada yang datang untuk memberi penjelasan terhadap penumpang yang terabaikan.
Pihak bandara yang juga ada di situ—aku tak tahu nama pekerjaan, titelnya apa. Tak mau menyebut, takut salah—bahkan bingung harus menjelaskan apa. Karena katanya koordinasi antara awak kabin dengan mereka buruk. The're just as clueless as we all are.
Setelah cukup lama, tiba-tiba saja para penumpang dipaksa masuk, karena katanya mau engine checking. Trial, percobaan.
Aku sempat marah, karena sebagai penumpang yang sudah membayar uang tiket, kita punya hak untuk mempertanyakan keamanan pesawat.
Kalau masih trial atau checking, kenapa harus bawa penumpang?
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Bareskrim Polri Bongkar Tambang Pasir Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi Bernilai Rp 48 Miliar
 - 
            
              Sidang MKD: Ahli Hukum Warning Pelaku Hoaks, Video Uya Kuya Jadi Bukti
 - 
            
              Bukan soal Whoosh, Ini Isi Percakapan Dua Jam Prabowo dan Ignasius Jonan di Istana
 - 
            
              KontraS Pertanyakan Integritas Moral Soeharto: Apa Dasarnya Ia Layak Jadi Pahlawan Nasional?
 - 
            
              Viral Pria Gelantungan di Kabel Jalan Gatot Subroto, Ternyata Kehabisan Ongkos Pulang Kampung
 - 
            
              Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
 - 
            
              AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
 - 
            
              Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
 - 
            
              PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
 - 
            
              Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!