"Kalau memang ditemukan, pasti akan kita ambil," ujarnya.
Operasi Pencarian Perjalanan menuju lokasi pesawat jatuh memakan waktu kurang lebih dua jam. Sekitar 10 menit sebelum sampai di lokasi, Syaugi menyampaikan sambutan dan menyampaikan tentang operasi pencarian.
Menurut Syaugi, pencarian telah diperpanjang hingga Rabu (7/11/2018). Akan ada evaluasi dan analisis sebelum proses pencarian dinyatakan diteruskan atau akan dihentikan.
"Akan kami evaluasi dan analisis apakah ada kemungkinan korban masih bisa ditemukan. Kalau masih ada kemungkinan, akan diperpanjang," katanya.
Sebelum menuju buritan kapal untuk tabur bunga, keluarga korban memanjatkan doa bersama dipimpin para perwira rohani TNI dalam lima agama secara bergantian.
Tangis keluarga korban Lion Air JT 610 sudah mulai pecah saat doa dipanjatkan.
Di atas buritan KRI Banjarmasin-592, Syaugi memberikan keterangan kepada wartawan. Tujuan mengajak keluarga korban ke lokasi pesawat jatuh adalah agar mereka bisa mendoakan penumpang yang menjadi korban lebih dekat.
Selain itu, memberikan kesempatan kepada keluarga korban untuk melihat langsung proses pencarian dan pertolongan yang dilakukan tim gabungan. Saat itu, di lokasi memang masih terdapat beberapa kapal pencarian dan pertolongan.
"Tim pencarian dan pertolongan serius dalam mencari korban. Kami tidak main-main," katanya.
Baca Juga: Keluarga Tak Kuasa Menahan Tangis di Lokasi Jatuhnya Lion Air
Perhatian masyarakat sedang tertuju pada kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang. Awalnya pesawat dilaporkan hilang kontak pada Senin (29/10) pukul 06.33 WIB dengan posisi terakhir yang terdeteksi pada koordinat 107,07 Bujur Timur dan 05,46 Lintang Selatan.
Koordinat tersebut berjarak 34 mil laut dari Jakarta, 25 mil laut dari Tanjung Priok dan 11 mil laut dari Tanjung Karawang. Dalam jumpa pers beberapa jam setelah pesawat dilaporkan hilang kontak, Kepala Basarnas M Syaugi mengatakan "Emergency Locator Transmitter" (ELT) dari pesawat Lion Air JT 610 tidak terdeteksi oleh "Medium Earth Orbit Local User Terminal" (MEOLUT) Basarnas.
"Kami sampai bertanya ke Australia yang juga memiliki MEOLUT. Ternyata MEOLUT Australia juga tidak mendeteksi ELT Lion Air JT 610," katanya.
Sementara itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menduga ELT tidak menyala karena ikut tenggelam bersama badan pesawat.
Menurut Soerjanto, ELT seharusnya menyala ketika badan pesawat menghadapi tekanan tertentu yang diperkirakan sebagai awal dari kecelakaan. Bila sudah tenggelam, ELT tidak bisa mengirimkan sinyal karena sinyalnya merambat melalui udara.
Di dalam air, pesawat akan mengeluarkan sinyal melalui "underwater locator beacon" (ULB) yang berupa bunyi "ping" terus menerus. Untuk mendeteksi pesawat di dalam air, digunakan "pinger finder".
Berita Terkait
-
Cita-cita Jadi Pelayar, Naning Terngiang Janji Putranya
-
Keluarga Tak Kuasa Menahan Tangis di Lokasi Jatuhnya Lion Air
-
Cara Kabasarnas Tenangkan Keluarga Korban Sebelum Doa Bersama
-
Masuk ke Ruang Otopsi Potongan Jenazah Korban Lion Air JT 610
-
Di Atas KRI 592 Banjarmasin, Keluarga Korban Lion Air Berdoa
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO