Suara.com - Di balik menjamurnya kuliner modern, terdapat satu makanan atau lebih tepatnya camilan yang kini masih bertahan di Kulonprogo. Namanya adalah krimpying.
Camilan tersebut memang tak sekondang geblek yang merupakan makanan khas Bumi Binangun. Namun camilan tradisional ini tetap menjadi primadona masyarakat meski eksistensinya mulai tergerus zaman lantaran para pembuatnya mulai berkurang.
Seperti para pembuat krimpying di Dusun Bendungan Lor, Desa Bendungan, Kecamatan Wates, Kulonprogo. Dari semula enam pembuat krimpying, kini hanya tersisa satu yang masih bertahan, yaitu produksi krimpying milik Jumikem, 70.
Kepada Harianjogja.com (jaringan Suara.com), Jumikem mengaku sudah menjadi pembuat krimpying sejak puluhan tahun silam. Faktor usia membuatnya lupa kapan pasti tahunnya, tapi dia memperkirakan sekitar 35 tahun lalu.
Diceritakan Jumikem, saat masa jayanya makanan krimpying, banyak pembuat camilan berbahan baku ketela itu di dusun tersebut. Namun seiring berkembangnya zaman, jumlahnya menyusut dan hanya menyisakan dirinya.
"Kalau dulu itu banyak, di dusun sini [Bendungan Lor], ada enam orang, tapi ya itu tadi lama-lama berkurang, mungkin karena sudah tak menjanjikan dan memilih cari pendapatan lain, sementara kalau saya ya daripada tidak ada kegiatan mending buat krimpying saja," ujarnya saat ditemui Harianjogja.com, Jumat (9/11/2018) lalu.
Krimpying buatan Jumikem berbahan gaplek yang berupa tepung dari ketela pohon. Untuk membuat krimpying gaplek cukup menggunakan bahan tepung tapioka, tepung gaplek, serta bumbu berupa garam dan bawang putih.
Bahan-bahan ini lantas diaduk agar menjadi adonan yang kental. Kemudian dikukus selama kurang lebih satu jam. Setelah itu dijemur di bawah terik matahari.
"Lama penjemuran biasanya dua sampai tiga hari tergantung cuaca juga," jelas Jumikem.
Baca Juga: Beginilah Nasib Mobil Knight Rider Saat Ini, Legendaris
Adapun dalam pembuatannya, Jumikem masih menggunakan peralatan tradisional. Hanya satu alat saja yang modern, yakni sebuah penggilingan. Alat tersebut berguna untuk menggiling adonan krimpying agar tipis.
Anak Jumikem, Suwoto, 35, mengatakan dalam sehari dia beserta ibunya mampu memproduksi 15 kg krimpying. Camilan tersebut lantas di jual ke Pasar Bendungan yang berlokasi tak jauh dari rumahnya.
"Beberapa di antaranya ada juga yang kami titipkan ke pedagang di luar pasar, perkilogramnya dihargai Rp 16.000," beber pria yang akrab disapa Woto ini.
Menyoal upaya pelestarian krimpying di dusunnya, Woto mengaku sejauh ini belum ada dinas terkait yang turun tangan.
"Sampai hari ini kami juga belum pernah dapat bantuan baik itu alat ataupun pembinaan," ujarnya.
Woto berharap ke depan makanan tradisional ini bisa terus bertahan. Upaya pemerintah menurutnya diperlukan agar makanan ini tidak punah karena kalah dengan kuliner modern. (Harianjogja.com/jaringan Suara.com).
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka
-
Mendagri Sambut Kunjungan CIO Danantara, Bahas Pendidikan dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
-
Nasib 7 Pekerja Freeport Tertimbun Longsor: Titik Terang Belum Juga Muncul, Komunikasi Terputus!
-
Kronologi Sadis Penculikan Kacab Bank BUMN: Kopda FH Sempat Ancam Lepas Korban Gegara Hal Ini!
-
Setelah Bikin Blunder, KPU Minta Maaf karena Aturan Rahasia Ijazah Capres
-
Uang Pengembalian Khalid Basalamah Berubah Jadi Sitaan Korupsi Kuota Haji? KPK: Nanti Kami Jelaskan
-
Gen Z Pemilik Second Account Ketar-ketir! Komdigi Kaji Usulan 1 Orang 1 Akun Medsos
-
Didukung Senior dan Mayoritas DPW, Eks Mendag Agus Suparmanto Dideklarasikan Maju Jadi Caketum PPP
-
Menpar Widiyanti Disebut Mandi Pakai Air Galon Saat ke Pelosok
-
Mendagri Bagikan 2.000 Paket Sembako Kepada Warga Tanah Tinggi Dalam Peringatan HUT ke-15 BNPP