Suara.com - Partai Solidaritas Indonesia menilai Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto sebagai orang borjuis—pemilik modal—yang tak berempati terhadap persoalan bangsa dan tak bisa merakyat seperti Jokowi.
Untuk diketahui, posisi PSI dalam peta Pilpres 2019 adalah pendukung Capres dan Cawapres nomor urut 1 Jokowi – Maruf Amin.
“Sebagai capres yang terlahir dari keluarga orang kaya dan besar berpendidikan di negara-negara Barat dari kalangan borju, kita maklumi. Ada alasannya juga bila dia sulit merakyat seperti Presiden Jokowi. Habitatnya memang sudah borju sejak dulu. Tak semua borjuis jelek, tapi ini borju yang tak berempati,” kata Juru Bicara PSI Bidang Ekonomi, Industri, dan Bisnis Rizal Calvary Marimbo, Kamis (22/11/2018).
Tudingan Rizal tersebut setelah Prabowo kembali mengkritik Jokowi sebagai capres petahana. Ia mengkritik rasio pajak rendah hingga pemerintah kerap mengutang untuk hal tak produktif.
Rizal mengklaim, Prabowo hanya sibuk mengkritik pemerintahan Jokowi tanpa menawarkan solusi program.
“Publik menunggu apa program tandingannya. Desain besar ekonomi yang ditawarkan apa? Sudah ditunggu-tunggu belum juga muncul,” tukasnya.
Berdasarkan pengamatannya, Rizal menuturkan Prabowo sebelumnya sudah melancarkan kritik terhadap infrastruktur, penguasaan lahan, utang negara, hingga ketimbangan.
Namun, Prabowo dan cawapresnya yakni Sandiaga Uno, belum pernah mengumbar program, strategi solutif untuk beragam persoalan yang dikritik.
“Kalau cuma membeberkan banyak masalah saya kira semua juga bisa. Tapi sebagai calon pemimpin nasional di negara ini ya mana solusinya, mana programnya? Mana program tandingannya?” ucap Rizal.
Baca Juga: Festival Belanja Online Tahun Ini Kedepankan Produk Lokal
Alih-alih mempropagandakan program tandingan, Rizal menilai Prabowo justru kerap melontarkan pernyataan bernuansa pelecehan serta penghinaan.
Misalnya, menyebut wartawan bergaji kecil sehingga tak mampu berbelanja di mal. Begitu pula pernyataan Prabowo mengenai tampang Boyolali.
“Terbaru, Prabowo mengakui sedih melihat tren pemuda yang memilih menjadi tukang ojek begitu lulus SMA,” tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
-
Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Sri Mulyani: Sebut Eks Menkeu 'Terlalu Protektif' ke Pegawai Bermasalah
Terkini
-
KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid, Jadi Operasi Tangkap Tangan Keenam di 2025
-
BREAKING NEWS! KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
-
Prabowo Pastikan Negara Hadir, APBN Siap Bantu Bayar Utang Whoosh?
-
Geger Mahasiswa di Sibolga Tewas Dikeroyok Saat Mau Numpang Tidur di Masjid, Begini Kronologinya
-
Sosok Erni Yuniati: Dosen Muda di Jambi Tewas Mengenaskan, Pelakunya Oknum Polisi Muda Baru Lulus
-
3.000 Pelari Padati wondr Surabaya ITS Run 2025, BNI Dorong Ekonomi Lokal dan Budaya Hidup Sehat
-
Tegaskan IKN Tak Akan Jadi Kota Hantu, Menkeu: Jangan Denger Prediksi Orang Luar, Sering Salah Kok
-
Setara Institute Sebut Upaya Jadikan Soeharto Pahlawan Nasional Sengaja Dilakukan Pemerintah
-
20 Siswa SDN Meruya Selatan 01 Diduga Keracunan MBG di Hari ke-3, Puding Coklat Bau Gosong
-
Luncurkan Dana Abadi ITS, BNI dan ITS Dorong Filantropi Pendidikan Digital