Suara.com - Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Tarakan Jakarta Pusat telah merawat secara intensif 60 korban bencana tsunami Selat Sunda yang menerjang pantai di perairan Banten dan Lampung.
Berdasarkan data dari RSUD Tarakan, 60 korban yang dirawat tercatat 45 orang termasuk dalam rombongan karyawan rumah sakit dan 15 orang non-karyawan dengan kondisi luka sobek dan patah tulang.
Pihak rumah sakit menyebut terdapat 83 orang rombongan termasuk anggota keluarga dan karyawan RSUD Tarakan yang menjadi korban tsunami Selat Sunda saat sedang berwisata di Pantai Carita.
"Jadi ini adalah rombongan karyawan koperasi yang bekerja sama dengan RSUD Tarakan. Jumlahnya sekitar 20 orang karyawan yang berangkat bersama keluarganya, dan karyawan kami yang merupakan anggota koperasi ada tiga orang yang berangkat bersama keluarganya," ujar Direktur Utama RSUD Tarakan Dian Ekawati seperti diwartakan Antara.
Data dari RSUD menunjukkan 14 orang korban meninggal dunia terdiri dari 12 orang merupakan anggota rombongan dan dua lainnya adalah warga DKI Jakarta yang juga menjadi korban tsunami.
"Korban dari rombongan yang belum ditemukan sebanyak lima orang, sementara korban yang sudah pulang sekitar 18 orang," ucap Dian.
Sebelumnya, gelombang tinggi tsunami menerjang kawasan pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang Banten, dan Lampung Selatan diduga akibat erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda pada Sabtu (22/12), pukul 21.10 WIB.
Hingga Senin malam, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bencana alam tersebut mengakibatkan sebanyak 373 orang meninggal dunia, 1.459 orang luka-luka, 128 orang hilang, dan 5.665 orang mengungsi.
Selain itu, tsunami itu menyebabkan kerugian fisik yang meliputi 681 unit rumah rusak, 69 unit hotel dan villa rusak, 420 unit perahu dan kapal rusak, 60 unit warung, toko rusak, serta puluhan kendaraan rusak.
Baca Juga: Gunung Etna di Sisilia Meletus, 130 Kali Gempa Bumi
Berita Terkait
-
Kapolri Minta Jemaat Katedral Kirimkan Doa untuk Korban Tsunami Selat Sunda
-
Dosen Bahasa Inggris IPB Tewas Diterjang Tsunami Selat Sunda di Banten
-
Antar Jenzah Istri, Ifan Seventeen: Sama-sama Kita Semobil Lagi
-
Persediaan Habis, Basarnas Banten Kekurangan Kantung Jenazah
-
Belum Konsultasi ke BMKG, Anies Tak Mau Larang Warga Kunjungi Ancol
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!