Suara.com - Penjagaan di Apartemen Green Pramuka City, Cempaka Putih, Jakarta Pusat diperketat setelah penemuan mayat perempuan bernama Nurhayati (36) yang diduga menjadi korban pembunuhan. Bahkan, karyawan apartemen tersebut terkesan menutupi kasus tersebut.
Salah satu saptam yang enggan disebutkan namanya mengaku tak tahu terkait kasus pembunuhan yang menimpa Nurhayati.
"Oh kalau itu saya enggak tahu, baru masuk siang," tutur salah satu penjaga saat ditemui di Apartemen Green City, Jakpus, Minggu (6/1/2019).
Selain itu, satpam tersebut juga tampak menghalang-halangi awak media yang ingin mengecek lokasi kejadian pembunuhan yang terjadi di lorong Tower Chrysant di lantai 16 apartemen tersebut. Mereka berdalih, tidak semua orang bisa masuk tanpa seizin penghuni.
"Harus ada kartu aksesnya mas, tamu pun begitu harus ada laporan dari penghuninya dulu," imbuhnya.
Sementara itu, Andi, salah satu penghuni Tower Chrysant mengaku semalam semapt mendengar ada keramaian di lorong apartemen. Namun, dia mengaku tidak mengetahui kalau ternyata ada peristiwa penemuan mayat perempuan.
"Memang pas pukul pukul 21.30 WIB itu ramai ada ambulan. Tapi saya enggak tahu kalau ada pembunuhan. Mungkin sengaja tertutup biar penghuni yang lain enggak resah kali ya," tutur Andi.
Diketahui, jasad Nurhayati ditemukan tergeletak bersimbah darah di lorong Tower Chrysant lantai 16 Apartemen Green Pramuka City pada Sabtu (5/1/2019) sore. Saat ditemukan, terdapat ada sebanyak 10 tusukan di tubuh korban. Polisi pun telah mengevakuasi jasad perempuan itu ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cempaka Putih untuk dilakukan autopsi. Sejauh ini, motif terkait kasus pembunuhan Nurhayati masih misteri.
Berita Terkait
-
Tewas Penuh Luka Tusuk di Green Pramuka, Status Nurhayati Masih Lajang
-
Tewas di Lorong Green Pramuka, Ada 10 Tusukan di Tubuh Nurhayati
-
Sadis, Dua Anak Bantu Bapaknya Habisi Nyawa Kades Pakai Parang
-
Bermotif Utang, Pembunuh Ibu dan Anak Ternyata Calon TKI
-
Polisi Dalami Motif Lain Pembunuhan Wanita Telanjang di Apartemen Kebagusan
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu