Suara.com - Kemunculan calon presiden dan wakil presiden fiktif, Nurhadi - Aldo atau Dildo menandakan masyarakat kecewa dengan situasi politik saat ini. Masyarakat pun jenuh.
Nurhadi - Aldo atau Dildo memberikan penyegaran lawakan politik dan guyonan receh. Pakar Komunikasi Politik, Suko Widodo menilai itu fenomena wajar.
“Kalau secara komunikasi, massa itu pengaruhnya pada opini dan sikap orang. Kemudian kenapa muncul sikap nyeleneh yang berbeda itu karena dia tidak menyukai keadaan,” kata Suko Widodo dalam pernyataan persnya, Jumat (11/1/2019).
Suko Widodo mencontohkan fenomena ini seperti yang dialami Negara Rusia. Waktu itu situasi politik di sana dirasa jenuh.
“Munculnya mereka netral dan itu persis dengan keadaan di Rusia dulu ketika negara dalam situasi politik yang jenuh lahirlah buku ‘Mati Ketawa ala Rusia’,” jelasnya.
Satir publik atau sindiran publik yang merespon terhadap kebijakan sebuah negara biasanya muncul seperti itu.
“Misalnya parpol sebagai lembaga komunikasi politik, namun tidak mampu menampung pemikiran Nurhadi. Nah, ketika ada media baru yang aman untuk berpendapat, dia curahkan semua. Tapi, lantaran takut dihukum makannya dia membuat seperti itu,” jelas Suko Widodo.
Saat ditanya berpengaruh atau tidaknya, Suko Widodo mengaku hal ini bisa mempengaruhi masyarakat ketika orang tidak mendapatkan ide dari siapapun maka idenya bisa netral bisa memilih bahkan bisa saja golput.
“Bahaya atau nggak tidak tahu, namun secara ilmiah bisa saja dia memiliki cara sikap yang lain dengan tidak memilih karena kecewa pada kekuatan mainstream yang ada,” paparnya. (BeritaJatim.com)
Baca Juga: Dildo Ini Terinspirasi Games of Thrones, seperti Apa?
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
Terkini
-
Kala Hujan Tak Lagi Jadi Berkah, Mengurai Akar Masalah Banjir Sumatra
-
Misteri Kayu Gelondongan Hanyut saat Banjir Sumatera, Mendagri Tito Siapkan Investigasi
-
Ketua MPR: Bencana Sumatera Harus Jadi Pelajaran bagi Pemangku Kebijakan Soal Lingkungan
-
Ngerinya 'Tabrakan' Siklon Senyar dan Koto, Hujan Satu Bulan Tumpah Sehari di Aceh
-
IDAI Ingatkan: Dalam Situasi Bencana, Kesehatan Fisik hingga Mental Anak Harus Jadi Prioritas
-
Perempuan yang Dorong Petugas hingga Nyaris Tersambar KRL Ternyata ODGJ
-
Saat Pesisir Tergerus, Bagaimana Karbon Biru Bisa Jadi Sumber Pemulihan dan Penghidupan Warga?
-
DPR Desak Status Bencana Nasional: Pemerintah Daerah Lumpuh, Sumatera Butuh Penanganan Total
-
442 Orang Tewas, Pemerintah Masih Enggan Naikkan Status Sumatra Jadi Bencana Nasional
-
KPK Sita Senpi dari Kontraktor Proyek Reog, Terkait Korupsi Bupati Sugiri Sancoko?