Suara.com - Prabowo Subianto mengungkap penyebab kalah dari Jokowi di Pilpres 2014 silam. Prabowo kalah karena terlalu jujur.
Selain itu Prabowo juga mengungkapkan jika dirinya kalah dari Jokowi saat itu karena kurang pintar. Padahal Prabowo sudah mendapatkan dukungan dari para tokoh dan ulama di Madura.
Hal itu dikatakan Prabowo saat berkunjung ke Pondok Pesantren Assaddad, Desa Ambunten Timur, Kecamatan Ambunten, Selasa (26/02/2019).
“Madura ini lain dari yang lain. Saya merasa dekat dengan tokoh-tokoh Madura sejak dulu. Bahkan di Pilpres 2014 lalu, ulama dan tokoh Madura juga mendukung saya. Cuma saya kalah karena kurang pintar waktu itu. Dan mungkin karena terlalu jujur,” kata Prabowo.
Prabowo berada di Sumenep untuk melakukan silaturahmi ke Pondok Pesantren Assaddad, Desa Ambunten Timur, Kecamatan Ambunten. Dalam kunjungannya ke pondok pesantren asuhan KH Thaifur Ali Wafa itu, Prabowo naik helikopter dan turun di lapangan Ambunten. Setelah itu menggunakan kendaraan pribadinya menuju lokasi untuk bersilaturahmi dengan para alim ulama dan tokoh masyarakat, serta para pendukungnya di Sumenep.
“Saya memutuskan untuk terjun ke dunia politik, karena ingin memperbaiki yang salah. Saya memutuskan untuk terjun lamgsung ke rakyat, meminta mandat dari rakyat Indonesia. Saya bertekad membentuk pemerintah yang bersih, anti korupsi, dan memberantas kemiskinan sampai ke akar-akarnya,” tegas Prabowo.
Menurutnya, elit bangsa Indonesia selama puluhan tahun menutup-nutupi dari rakyat. Ada sistem ekonomi salah. Akibatnya, tidak mungkin Indonesia sejahtera, dan tidak mungkin Indonesia adil dan makmur.
“Minimal saat ini kita mulai pekerjaan suci dan perjalanan sulit ini. Karena itu saya dekat dengan ulama, minta didoakan supaya bisa memperbaiki yang tidak benar. Saya berjanji akan mengutamakan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi,” ucapnya.
Baca Juga: Prabowo Sebut Elite Politik Akan Bagikan Uang, Wiranto: Siapa? Tunjuk
Berita Terkait
-
Tiga Kartu Sakti Jokowi Disebut Jurus Mabuk, Moeldoko: Itu Program ke Depan
-
Jokowi Didukung 15.000 Muslimah, Desy Ratnasari: Enggak Usah Khawatir
-
Moeldoko Sebut Kampanye Hitam Tiga Emak-emak Dilakukan Secara Struktur
-
Pengen Digandeng Seperti Jan Ethes, Kaesang Pangarep Protes ke Jokowi
-
Besok Prabowo Kampanye ke Yogyakarta, Ziarah ke Makam Jenderal Sudirman
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
Toko Plastik Simpan Karbit Diduga Sumber Api Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati
-
Kemenbud Resmikan Buku Sejarah Indonesia, Fadli Zon Ungkap Isinya
-
Respons Imbauan Mensos Donasi Bencana Harus Izin, Legislator Nasdem: Jangan Hambat Solidaritas Warga
-
Pagi Mencekam di Pasar Kramat Jati, 350 Kios Pedagang Ludes Jadi Arang Dalam Satu Jam
-
Antisipasi Bencana Ekologis, Rajiv Desak Evaluasi Total Izin Wisata hingga Tambang di Bandung Raya
-
Ketua Komisi III DPR: Perpol 10 Tahun 2025 Konstitusional dan Sejalan dengan Putusan MK
-
Kuasa Hukum Jokowi Singgung Narasi Sesat Jelang Gelar Perkara Ijazah Palsu
-
350 Kios Hangus, Pemprov DKI Bentuk Tim Investigasi Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati
-
Temuan Awal KPK: Dana Suap Proyek Dipakai Bupati Lampung Tengah untuk Lunasi Utang Kampanye
-
BNI Dukung Sean Gelael Awali Musim Balap 2026 Lewat Asian Le Mans Series