Suara.com - Sekretaris PDI Perjuangan (PDI-P), Hasto Kristiyanto tak sepakat dengan pernyataan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menilai pemilu serentak akan mengakhiri sistem multipartai di masa depan. Pernyataan itu sempat dikatakan AHY dalam pidato politik di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2019) malam.
"Kami meyakini bahwa pemilu serentak tidak akan membunuh partai politik," kata Hasto di Lampung, Sabtu (2/3/2019).
Lebih lanjut, Hasto berpendapat bahwasanya sistem politik Indonesia adalah ingin memperkuat sistem presidensial. Sehingga, kata Hasto, padanan dari sistem presidensial merupakan multi partai dalam bentuk sederhana, bukan partai dengan jumlah yang banyak.
Dengan begitu, lanjut Hasto, nantinya akan ada konsolidasi demokrasi dari jumlah partai yang sederhana tersebut. Menurutnya, jumlah partai yang menduduki kursi di DPR akan semakin berkurang, sampai tercapai kondisi ideal tanpa membunuh partai.
"Jadi kami tidak sependapat dengan hal tersebut (pemilu serentak membunuh partai)," ungkapnya.
Sebelumnya, Kogasma Partai Demokrat, AHY meminta presiden dan wakil presiden terpilih di Pilpres 2019 untuk mengkaji kembali sistem Pemilu serentak. AHY menilai sistem Pemilu serentak hanya akan memberikan efek elektoral kepada partai utama pengusung pasangan capres dan cawapres.
AHY mengatakan Indonesia belum siap dan juga belum tentu cocok mengadopsi sistem kepartaian model Amerika Serikat tersebut.
Berita Terkait
-
Sekjen PDIP Sebut Amien Rais Berupaya Delegitimasi KPU
-
AHY: Jangan Jadikan Hukum Instrumen Politik Terhadap Oposisi
-
Ani Yudhoyono Minta AHY Turun ke Masyarakat di Pemilu 2019
-
AHY: Presiden Terpilih Harus Lanjutkan Program Pro Rakyat Era SBY
-
AHY Akan Sampaikan Pidato Politik, Sekjen Demokrat: 1.000 Kader Hadir
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
-
METI: Transisi Energi Berkeadilan Tak Cukup dengan Target, Perlu Aksi Nyata
-
Kejagung Buka Kemungkinan Tersangka Baru Kasus Pemerasan Jaksa, Pimpinan Juga Bisa Terseret
-
Cuan dari Gang Sempit: Kisah PKL Malioboro yang Sukses Ternak Ratusan Tikus Mencit
-
MPR Dukung Kampung Haji, Dinilai Bikin Jemaah Lebih Tenang dan Aman Beribadah
-
KSAD Minta Media Ekspos Kerja Pemerintah Tangani Bencana Sumatra
-
Kejagung Tetapkan 3 Orang Jaksa jadi Tersangka Perkara Pemerasan Penanganan Kasus ITE
-
OTT KPK di Banten: Jaksa Diduga Peras Animator Korsel Rp2,4 M, Ancam Hukuman Berat Jika Tak Bayar
-
Pesan Seskab Teddy: Kalau Niat Bantu Harus Ikhlas, Jangan Menggiring Seolah Pemerintah Tidak Kerja
-
OTT Bupati Bekasi, PDIP Sebut Tanggung Jawab Pribadi: Partai Tak Pernah Ajarkan Kadernya Korupsi