Suara.com - Pelajar Madrasah Alawiyah (MA) Almudasiriyah, Jakarta Pusat membuat eksperimen sosial yang berhubungan dangan kontestasi politik jelang Pemilu pada April 2019 mendatang.
Ekseperimen bertajuk "Gerakan Eksperimental Jabat Tangan Saya Jika Pilihan Politik Kita Berbeda" dibuat para siswa yang tergabung dalam kelompok ekstrakulikuler jurnalistik karena merasa resah dengan kian memanasnya suhu politik karena adanya perbedaan pilihan di masyarakat.
“Iya betul (punya keresahan). Sekalipun mereka belum jadi pemilih tapi karena mungkin, di lingkungan sehari-hari mereka melihat orang banyak yang saling ledek-ledekan hanya karena Pemilu,” kata Ferdy Ahmad, Pembina ekskul Jurnalistik saat dihubungi Suara.com, Jumat (29/3/2019).
Siswa-siswa yang masih duduk di kelas 10 itu melakukan eksperimen sosial itu di Jembatan Penyeberang Orang (JPO) Senayan, Jakarta Selatan. Dalam eksperimen ini, satu siswa dari sekolah tersebut berdiri sambil memegang poster bertuliskan: "Saya Pendukung Paslon 01. Tapi Jika Anda Pendukung Paslon 02, Jabat Tangan Saya." Sebaliknya, siswa lain memegang poster dengan tulisan berbeda, yakni: "Saya Pendukung Paslon 02. Tapi Jika Anda Pendukung Paslon 01, Jabat Tangan Saya".
Ferdy mengungkapkan ide awal pembuatan gerakan eksperimental tersebut ialah termotivasi dari banyaknya gerakan eksperimental lainnya yang telah dibuat oleh banyak orang yang aktif membuat konten kreatif di Youtube. Berangkat dari hal itu, siswa-siswi di MA Almudasiriyah akhirnya mencetuskan ide untuk membuat eksperimen sosial tersebut.
Ferdy melihat ada yang hilang dari suasana Pemilu yaitu persatuan bangsa Indonesia. Tujuan dari eksperimen itu, para siswa-siswi ingin memberikan hal positif di tengah panasnya suasana politik menjelang hari pemungutan suara.
“Kami berpikir bahwa lucu juga kita bikin tentang politik, kita rembukkan. Anak-anak SMA harus didik soal persatuan juga. Kita ingin menanamkan ada hal seperti ini dan mereka benar-benar tahu sebenarnya ada loh paradigma seperti itu dan persatuan itu ada loh,” ujarnya.
Mulanya, gerakan eksperimental itu akan dilakukan di Bundaran HI saat Hari Bebas Kendaraan atau Car Free Day. Namun dikarenakan hujan, mereka terpaksa memindahkan lokasinya di JPO Senayan. Selama kurang lebih 1 jam berdiri di JPO tersebut, reaksi dari masyarakat pun beragam.
Ada masyarakat yang awalnya tidak peduli dengan keberadaan mereka, ada pula yang disebut Ferdy masyarakat yang malah mencemooh gerakan eksperimental itu karena dirasa tidak begitu penting.
Baca Juga: Begini Tata Kelola Pemerintahan Jokowi Jika Menang Pilpres 2019
Tidak mau berkecil hari, siswa-siswi tersebut kemudian menjadi semangat ketika satu persatu masayarakat mulai peduli dengan keberadaan mereka.
“Kalau kita denger sayup-sayup ya ada yang bilang nggak penting, di sosial media juga banyak yang keluarin hate speech, cuman kita nggak lihat itunya sih. Banyak oprang yang bilang bahwa (gerakan) seperti ini harus diikuti di setiap kota,” tuturnya.
Ferdy menambahkan kalau hasil dari gerakan eksperimental tersebut bisa menularkan ide dari para siswa-siswi yang menginginkan Bhinneka Tunggal Ika tidak dilepaskan meskipun berbeda pilihan politik. Meskipun belum bisa berpastisipasi di Pemilu, namun siswa-siswi tersebut memiliki harapan melihat Indonesia tetap bersatu tanpa harus terpecah belah hanya karena dukungan di Pemilu yang berbeda.
“Kebanyakan dari mereka punya instagram, dan feed instagram mereka kadang dipenuhi hal-hal demikian, ini kok dipenuhi hal-hal seperti itu. Yang seharusnya diajarkan untuk tidak seperti ini, mereka tahu dasarnya, sebelumnya kita nggak pernah kaya gini.
“Tulisan di kertas itu ide mereka, Indonesia punya rumusan ini loh Bhinneka Tunggal Ika tapi kenapa sekarang malah hilang,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Bareng dengan Rabu Trewa, KPU Pertimbangkan Ubah Jadwal Pemilu di Flores
-
Luhut: Jangan Pilih Pemimpin dari Berita Hoaks
-
Mahfud MD: jika Polisi Mundur Dituduh Kriminalisasi Tak Bisa Berantas Hoaks
-
Polri Tegaskan Tak Ada Motif Politik Dalam Pengamanan Pemilu
-
Menkominfo Sebut Hoaks Paling Banyak Berkaitan dengan Politik
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Profil Dony Oskaria, Plt Menteri BUMN Pilihan Prabowo yang Hartanya Tembus Rp 29 Miliar
-
Polisi Bongkar Modus Lempar Bola Komplotan Copet di Halte TransJakarta, Begini Praktiknya!
-
Sudah Komitmen, Mensesneg Sebut Mahfud MD Bakal Diajak Gabung ke Tim Reformasi Kepolisian
-
BREAKING NEWS! Prabowo Tunjuk Dony Oskaria Jadi Plt Menteri BUMN Gantikan Erick Thohir
-
Jalur Tol Gratis dari Gerbang Tol Fatmawati 2 Kurangi Macet 24 Persen, Bakal Dibuka hingga Oktober?
-
Bantah Aktivis Syahdan Husein Mogok Makan di Tahanan, Polisi Tunjukkan Bukti Ini!
-
Warning dari Senayan Buat Erick Thohir: Boleh Rangkap Jabatan, Tapi....
-
Nasib Wali Kota Prabumulih Buntut Ulah Anak: Disemprot Kemendagri, LHKPN Diubek-ubek KPK
-
Imbas Ramal Prabowo Rombak Kabinet, Rocky Gerung Curhat Banjir Protes Publik: Reshuffle Terburuk!
-
Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!