Suara.com - Kampanye akbar yang digelar sepekan terakhir oleh Calon Presiden dan Wakil Presiden Jokowi - Maruf Amin dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno tak pengaruhi perolehan suara. Lembaga survei Indikator Politik Indonesia menyebut kampanye akbar itu tak memengaruhi preferensi pemilih.
Kampanye akbar tersebut pun terbukti tidak mampu memancing atau menjaring swing voter atau undecided voter untuk memilih salah satu pasangan calon. Jadi, kampanye akbar yang digelar dengan mengerahkan massa begitu banyak itu, lanjutnya, hanya berfungsi sebagai penguatan pendukung.
“Saat-saat terakhir menjadi titik krusial dalam menentukan hasil akhir pemilu. Dari kedua kubu, semua show off force di GBK Jakarta, baik 01 maupun 02, akan tetapi show tersebut hanya berfungsi menguatkan iman politik masing-masing pendukung,” kata peneliti senior Indikator Politik Indonesia Rizka Halida di Jakarta, Rabu (18/4/2019) malam.
“Fungsinya lebih banyak untuk menguatkan yang sudah punya pilihan,” lanjutnya.
Selain itu, dukungan tokoh agama di saat-saat akhir juga, kata dia, hanya memperkuat pilihan di basis para pendukungnya saja. Sementara itu, associate researcher Indikator Politik Indonesia Ahmad Khoirul Umam menambahkan partisipasi politik masyarakat pada hari H sebagaimana survei yang dilakukan paralel dengan hitung cepat lembaga tersebut.
“Ada beda angka yang sebetulnya sudah diprediksi sebelumnya karena bias partisipasi masyarakat,” katanya.
Partisipasi masyarakat untuk memilih disebutnya sangat tergantung pada kekuatan mesin partai dan tim kampanye untuk sejauh mana mereka mendorong dan memobilisasi masyarakat dan swing voter untuk memilih.
“Karena penentu sesungguhnya adalah jumlah suara yang masuk di coblosan itu. Tapi, secara umum hasil tidak banyak berbeda dengan survei tapi di saat akhir ada bias partisipasi pemilih,” katanya.
Sampai dengan pukul 18.30 WIB, jumlah data suara yang masuk dalam hitung cepat Indikator Politik Indonesia sudah mencapai 85,35 persen.
Baca Juga: Wali Kota Depok: Pemilu Serentak 2019 Banyak Kekurangan, Emak-emak Bingung
Dengan margin of error (plus minus) 0,65 persen, pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin meraih 54 persen sementara Prabowo-Sandi 46 persen. Indikator juga mencatat tingkat partisipasi pemilih dalam Pilpres 2019 mencapai 83,91 persen. (Antara)
Berita Terkait
-
Kisah Suku Badui, Turun Gunung Pagi Buta karena Anti Golput
-
Jokowi-Ma'ruf Unggul di Inggris, Suara Prabowo - Sandi Tak Ada Setengahnya
-
Kalah Quick Count, 5 Pesan Prabowo untuk Pendukungnya
-
Selfie Nicholas Saputra Akan Segera Dihapus, Para Artis Heboh Memprotes
-
Cek Real Count KPU Pilpres 2019 di Sini
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor