Suara.com - Arief Poyuono menanggapi pernyataan Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, Djoko Santoso, yang tidak mengetahui perihal real count timnya.
Tanggapan tersebut disampaikan Arief Poyuono selaku anggota BPN Prabowo - Sandi dalam acara Mata Najwa bertajuk 'Laga Usai Pilpres' yang ditayangkan Rabu (1/5/2019) malam.
Pembawa acara, Najwa Shihab, menunjukkan video Djoko Santoso yang sempat viral tersebut kepada Arief Poyuono. Dia meminta tanggapan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Menurut Arief Poyuono, Djoko Santoso sengaja memberikan pernyataan tersebut di depan awak media. Tujuannya, imbuh Arief, untuk menyembunyikan lokasi real count dari BPN.
"Jadi pak Djoko kan harus bisa mengumpetin kan. Dia seorang ketua umum, dia bicara peraturan. Padahal C1 itu yang punya partai, saksi dan KPU," ujar Arief Poyuono.
Ketika ditanya apakah Djoko Santoso mengetahui lokasi penghitungan oleh Najwa Shihab, Arief Poyuono mengamini.
Najwa Shihab pun mengatakan, "jadi ketika ditanya wartawan itu, dia cuma ngeles saja?"
"Ya sama kayak saya, saya tahu lokasi di mana, siapa yang menghitung, timnya, tapi saya tidak memberitahukan karena ini penting," ujar Arief Poyuono membela diri.
Sebelumnya, di depan awak media, video tersebut memperlihatkan Djoko Santoso yang mengaku tidak tahu perihal real count yang dilakukan oleh BPN Prabowo- Sandi.
Baca Juga: Klarifikasi BPN Soal Surat Instruksi Spanduk Ucapan Selamat ke Prabowo
Ketika ditanya perolehan terakhir real count terakhir BPN oleh salah seorang wartawan, Djoko Santoso pun mengaku tidak mengetahui.
"Saya juga nggak tahu tuh. Yang bertugas mengumpulkan kan KPU. Kita nggak akan mengumumkan sebelum pasti. Nanti dibilang hoaks," ujar Djoko Santoso.
Berita Terkait
-
Demokrat Ingatkan Prabowo Tak Perlu Ikuti Saran Ijtimak Ulama III
-
Prabowo Semakin Sulit Mengejar, Jokowi Lebih Unggul 11,32 Juta Suara
-
Ijtimak Ulama III Digelar Tim Prabowo, TKN: Umat Mana yang Mereka Wakili?
-
Rizal Ramli Sebut Rakyat Butuh Presiden Baru, Bukan Ibu Kota Baru
-
Prabowo ke Buruh: Kalian Mau Diperlakukan Seperti Kambing?
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Korban Jiwa Bertambah Jadi 9 Orang
-
Menteri Haji dan Umrah Datangi KPK di Tengah Penyidikan Kasus Korupsi Kuota Haji, Bahas Apa?
-
Mengulik Pendidikan Gibran: MDIS Tak Keluarkan Ijazah, Hanya Jalankan Kurikulum Universitas Asing
-
Bendera Merah Putih Robek di Puncak Monas Saat Gladi HUT TNI, Kapuspen: Bahan Kain Kurang Bagus
-
TNI Jelaskan soal Bendera Merah Putih Robek saat Gladi HUT TNI di Monas, Apa Katanya?
-
Rocky Gerung: Isu Ijazah Palsu Jokowi Akan Terus Dibahas Sampai 2029
-
Korban Musala Ponpes Al Khoziny Ambruk Jadi 11 Orang, 54 Lainnya Masih Dicari
-
Sebut Tak Ada Lagi Tanda Kehidupan di Reruntuhan Musala Al Khoziny, Tim SAR Beralih ke Alat Berat
-
Revisi UU BUMN, KPK Tegaskan: Direksi dan Dewan Pengawas Wajib Lapor LHKPN
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?