Suara.com - Elite-elite politik maupun warga biasa kekinian bisa menikmati kebebasan untuk berekspresi dan berpendapat. Namun, kebebasan itu tak murah harganya. Selain ditebus oleh darah aktivis Reformasi 98 yang meninggal, ada pula 13 aktivis hingga kekinian tak diketahui rimbanya.
Salah satu aktivis yang hingga kekinian dinyatakan hilang setelah diculik aparat pada medio 1990-an adalah mahasiswa FISIP Universitas Airlangga bernama Petrus Bima Anugrah.
Petrus Bima Anugrah hilang diculik pada 1 April 1998. Ia terakhir terlihat di Grogol, Jakarta Barat.
Adalah Lilik Hastuti Setyowatiningsih, seorang perempuan yang aktif menjadi aktivis Prodemokrasi pada era 1990-an, menceritakan sejumput kisah kenang-kenangannya dengan lelaki yang akrab disebut Bima Petrus itu. Berikut kisahnya.
BIMA Petrus, adalah kawan yang sangat aku sayangi. Lucu, baik hati, dan berkepala dingin. Dia selalu bisa menenangkanku dan kawan-kawan, bahkan dalam situasi yang sekali pun sangat sulit.
Aku benar-benar masih mengingat, Juli 1996, kami sedang mempersiapkan aksi pemogokan buruh di 10 pabrik Tandes Surabaya. Aksi itu akan diikuti belasan ribu buruh.
Jelas, itu saat-saat yang berat, dan karena rezim Orde Baru sedang kuat-kuatnya, maka sudah pasti pekerjaan kami kala itu sangat-sangat genting.
Berbulan-bulan kami berdiam di basis pabrik, membuat pertemuan-pertemuan, diam-diam menyebar selebaran, menyususun strategi pemogokan dan aksi massa hingga masuk Kota Surabaya.
Baca Juga: 'Bis Kota', Melawan Kopi Saset dari Utara Jakarta
Aku nyaris tumbang, muntah-muntah, nervous, saking banyaknya pekerjaan yang dilakukan guna menyiapkan perlawanan.
Namun Bima, dia duduk di sampingku. Dia Memijat-mijat tengkukku. Ia lantas menyodorkan teh manis, sambil cengar-cengir.
“Minum teh, jangan sakit. Besok pesta besar. Kita pasti menang…” tutur Bima sembari cengar-cengir. Tapi bagiku, sikapnya seperti itu saja cukup menenangkan.
Setelah aksi yang menggemparkan rezim itu, Bima dipindah oleh organisasi ke Jakarta, menyusun barisan perlawanan di ibu kota.
Sementara aku, tetap ditugaskan mengorganisasikan buruh di Surabaya, hingga akhirnya pecah peristiwa 27 Juli 1996—penyerangan aparat kepolisian dan preman terhadap kantor PDI yang dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri.
Seusai peristiwa Kudatuli itu, kami semua jadi buronan. Diburu setiap waktu. Diuber-uber hingga ke lubang tikus. Keluarga diteror. Kampus dan indekos kami disatroni tentara.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
Terkini
-
Mau Perkuat Partai yang Dipimpin Prabowo, Budi Arie Bicara Soal Kapan Masuk Gerindra
-
Dasco: Gerindra Siap Tampung Gelombang Relawan Projo!
-
PLN Electric Run 2025 Siap Start Besok, Ribuan Pelari Dukung Gerakan Transisi Energi Bersih
-
Merapat ke Prabowo, Budi Arie Bicara Kemungkinan Jokowi Tak Lagi Jadi Dewan Penasihat Projo!
-
Hujan Lebat Iringi Megawati Ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar, Begini Momennya
-
Usai Budi Arie Kasih Sinyal Gabung Gerindra, Projo Siap Lepas Wajah Jokowi dari Logo!
-
Beri Sinyal Kuat Gabung ke Gerindra, Budi Arie: Saya Satu-satunya yang Diminta Presiden
-
Cuma Hadir di Kongres Projo Lewat Video, Budi Arie Ungkap Kondisi Jokowi: Sudah Pulih, tapi...
-
Dari Blitar, Megawati Inisiasi Gagasan 'KAA Plus', Bangun Blok Baru Negara Global Selatan
-
Berenang Jelang Magrib, Remaja 16 Tahun Sudah 4 Hari Hilang usai Loncat dari Jembatan Kali Mampang