Melihat seragam polisi atau tentara saja, bisa bikin jantung lompat ke ubun-ubun. Mendengar raungan sirine ambulans seperti sudah bersiap masuk penjara, esok pagi.
Lalu, tibalah informasi itu kepadaku: Bima tertangkap di Jakarta. Dia ditangkap karena kedapatan menyebarkan selebaran Mega – Bintang – Rakyat. Bima dianggap menyebar selebaran ”gelap”.
Bima akhirnya ditahan di Polda Metro Jaya selama 60 hari. Bersama Bima, dua kawan lain, yakni Ilhamsyah dan Herny Suwalang juga ditahan.
Sementara, ada 13 kader dan pemimpin PRD (Partai Rakyat Demokratik—dinyatakan terlarang oleh Orde Baru) masih ditahan di Lapas Cipinang. Sementara tiga kawan kami juga ditahan di Surabaya.
Masing-masing mereka sudah menerima vonis atas tuduhan subversif karena peristiwa 27 Juli 1996.
Suatu hari ketika dalam masa pelarian, aku melihat foto Bima nyengir ketika dikunjungi di Polda Metro Jaya.
Lalu, aku juga mendapat dan membaca surat yang ditulis Bima di tahanan polda untuk ibundanya. Ah, Bima yang tak pernah patah dan menyerah. Selalu riang. Selalu menenangkan.
Keluar tahanan polda, Bima benar-benar tak surut langkah. Ia kembali ke kawan-kawan, menyusun barisan perlawanan untuk penumbangan Soeharto.
Kami, anak-anak muda usia awal dua puluhan, awam situasi ibu kota, dipaksa kondisi untuk jadi seliat baja.
Baca Juga: 'Bis Kota', Melawan Kopi Saset dari Utara Jakarta
Kami terlatih menjelajah hingga ke sudut-sudut kota. Menyelipkan selebaran perlawanan ke pintu-pintu rumah, ke basis-basis pengumpulan massa, hingga tengah malam berbekal piloks menggoreskan mural ”Gulingkan Soeharto” di tembok-tembok serta halte bus.
Itulah masa ketika ketakutan seperti tiada batasnya. Ya, karena kami yakin, perjuangan kami benar. Soeharto harus ditumbangkan dengan gerakan rakyat!
Situasi semakin panas tatkala Pemilu 1997 dimenangkan oleh Golkar, kekuatan politik rezim Soeharto. Lalu menjelang Sidang Istimewa MPR, di mana Soeharto akan dilantik untuk kali ketujuh, kader-kader PRD dari berbagai daerah diinstruksikan masuk Jakarta.
Kami ditugaskan menyusun barisan perlawanan dari pinggiran dan tengah kota. Situasi semakin mencekam.
Berbulan-bulan aku hidup di Jembatan Besi, Jakarta Barat. Aku bekerja menjadi buruh buang benang di pabrik konveksi kecil, yang memproduksi baju-baju olahraga untuk diekspor ke Afrika.
Kerja, jadi buruh, menetap di kawasan miskin kota, adalah bagian dari cara kami menggerakkan massa di teritori.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka
-
Mendagri Sambut Kunjungan CIO Danantara, Bahas Pendidikan dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan