Suara.com - Wilayah Kampung Tengah, Jakarta Timur terdapat Gereja Kristen Pasundan (GKP) dan Musala Al Mukhlashiin. Bangunan Gereja dan Musala itu tepatnya berada di Gang Eka Dharma, RT 01/RW 08.
Diketahui GKP sudah berdiri pada tahun 1970. Sementara musala Al Mukhlashiin berdiri pada tahun 1990-an.
Meski berbeda keyakinan, masyarakat di sana memiliki toleransi yang tinggi dan sudah dibangun sejak lama, bahkan sudah dilakukan dari turun tenurun. Hal itu diungkapkan Ketua RT 01 RW 08, Neng Herti.
Neng Herti menerangkan, toleransi yang ditunjukan warga RT 01 Kampung Tengah diantaranya adalah sejumlah warga non muslim berkeliling dari rumah ke rumah saat Hari Raya Lebaran. Atau saat perayaan Hari Natal umat Islam menyambangi warga non muslim.
Neng Herti menuturkan, saat H-1 atau saat Lebaran biasanya warga muslim mengirimkan makanan kepada warga non muslim. Begitu pun sebaliknya, warga non muslim mengirimkan makanan saat Natal.
"Seperti sekarang ini saya sudah masak, rendang, opor ayam, dikasih ke tetangga non muslim. Diantar ke rumah masing-masing. Dan besoknya mereka yang non muslim ke rumah tinggal salam-salaman," ujar Neng Herti saat ditemui di kediamannya, Gang Eka Darma, RT 01/RW 8, Kampung Tengah, Jakarta Timur, Selasa (4/6/2019).
Tahun Baru Berkumpul di Rumah Pendeta
Saat perayaan Natal atau Tahun Baru, Neneng mengatakan sejumlah warga Muslim mendatangi rumah pendeta untuk berkumpul bersama. Mereka berkumpul untuk merayakan malam tahun baru.
"Kalau Natalan ada yang kasih kue. Malamnya pada tanggal 31 kerumah bu pendeta, kita makan bersama, bersilaturahim," kata Neng Herti yang sudah 16 tahun menjabat sebagai ketua RT.
Baca Juga: Demi pemudik, Sopir Bus Pun Rela Tidak Berlebaran Bersama Keluarga
Sementara, Pendeta GKP Magyolin Carolina Tuasuun mengaku senang melihat kerukunan, toleransi umat beragama yang ada di gang Eka Dharma ketika awal tinggal di Kampung Tengah.
Menurutnya, sikap toleransi yang sangat tinggi yang ditunjukkan oleh warga setempat.
"Tidak membayangkan akan seguyub ini. Agak ragu ini sebelumnya. Waktu saya tinggal di daerah Jati Asih, warganya tidak sekompak ini," ucap Carolina.
Carolina menuturkan, ia memiliki program untuk anak-anak yakni Komunitas Anak Sabtu Ceria yang berisi dongeng.
Di acara tersebut, dirinya bersama rekannya membacakan dongeng yang berisikan atau bercerita soal keberagamaan, perbedaan kepada anak-anak baik muslim dan non muslim. Program tersebut diadakan di Aula Gereja ataupun Musala.
"Biasanya sebulan sekali diadakan di gereja dan kadang di aula musala," kata dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Gelagapan Baca UUD 45, Ekspresi Wakil Ketua DPRD Pasangkayu Disorot: Yang Dibaca Pancasila?
-
"Segel Tambang, Bukan Wisata Alam": Warga Puncak Sampaikan Protes ke Menteri LH
-
Pengurus PWI Pusat 2025-2030 Resmi Dikukuhkan, Meutya Hafid Titip Pesan Ini
-
Mardiono Terbuka Merangkul Kubu Agus Suparmanto: Belum Ada Komunikasi, Belum Lihat Utuh SK Kemenkum
-
KAI Antisipasi Ledakan 942 Ribu Penumpang di HUT TNI Besok: Ambulans dan Medis Kami Siapkan
-
Kembalikan 36 Buku Tersangka Kasus Demo Agustus, Rocky Gerung Berharap Polisi Baca Isinya, Mengapa?
-
Kasus Siswa Keracunan MBG di Jakarta Capai 60 Anak, Bakteri jadi Biang Kerok!
-
Polisi Masih Dalami Sosok 'Bjorka' yang Ditangkap di Minahasa, Hacker Asli atau Peniru?
-
Rano Karno Sebut Penting Sedot Tinja 3 Tahun Sekali: Kalau Tidak bisa Meledak!
-
Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Ambruk Jadi 14 Orang, Tim DVI Terus Identifikasi Santri Belasan Tahun