Suara.com - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menilai isu calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tertutup dengan isu pemilu. Kondisi itu, disebut Lucius dinilai sedikit berbahaya.
Pun Lucius mengkritisi perilaku panitia seleksi (pansel) yang cukup aneh karena dianggap terlalu akrab berhubungan dengan polisi, jaksa, hingga tentara.
"Banyak tertutup sama isu-isu politik, karena kemarin kan kita sehabis pemilu ya. Tapi satu dua diskusi kecil tetap dibicarakan. Yang paling serius adalah masa kok pansel KPK mulai begitu ramah pada kehadiran polisi, jaksa, tentara dan menganggap hal itu biasa?" ujarnya dalam Diskusi Vox Point Indonesia bertema "KPK Dipersimpangan Jalan?", di Sanggar Prativi Building, Jakarta, Jumat (5/7/2019).
Lebih lanjut, Lucius juga mengingatkan agar pansel KPK tidak mengambil keputusan tersebut karena berkaca dengan sistem Orde Baru. Menurutnya KPK dibentuk karena TNI, Polri dan kejaksaan tidak bisa berbuat banyak terhadap kasus korupsi.
"Mereka terlihat cukup ramah dengan begitu banyaknya jenderal-jenderal dari kepolisian yang mendaftar. Kenapa kita kemudian sensitif? Saya kira alasan utama KPK itu dibentuk karena lembaga-lembaga tersebut itu dianggap tidak becus," bebernya.
Baginya, peran publik diharapkan agar bisa mengawasi jalannya pemilihan calon pimpinan KPK. Dari situ, pansel KPK kemudian bisa maksimal dalam memproses seleksi calon pimpinan lembaga anti rasuah tersebut.
"Kami berharap (pansel KPK) sudah mulai dikontrol ketat oleh publik, dan diskusi-diskusi seperti ini harus ada ke depan agar KPK bisa kuat dari pengaruh partai politik dan dari DPR yang merongrong," kata Lucius.
"Pansel harus memperketat seleksi, bukan hanya polisi, tentara dan jaksa. Semakin banyak yang mengisi polisi, maka akan membuat warna KPK akan menjadi warna polisi," imbuhnya.
Baca Juga: Bertemu Kapolri, Pansel KPK Ajak Polisi Daftar Capim KPK
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf