Suara.com - Sastrawan sekaligus jurnalis senior Goenawan Mohamad mengungkapkan penilaiannya terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok, yang baru saja mendapat penghargaan Roosseno Award IX.
Melalui kicauan di Twitter, Senin (22/7/2019), Goenawan Mohamad menyebutkan budayawan Franz Magnis Suseno dan Cendekiawan Emil Salim memiliki andil atas dipilihnya Ahok BTP sebagai penerima penghargaan tersebut.
"BTP dihargai dalam integritas & etos kerja melayani masyarakat. Dia dikritik, kurang dialog, tapi empatinya besar kepada yang menderita," tulis Goenawan Mohamad di akun Twitter-nya, @gm_gm.
Selain itu, Goenawan Mohamad juga mengungkapkan pujian yang dilontarkan Pelindung Biro Oktroi Roosseno Toeti Heraty N Roosseno untuk Ahok BTP.
"Ahok, kata Tuti, juga 'martir' karena dengan dia dihukum secara tak adil, bahaya intoleransi terungkap," kicaunya.
Dalam pidato di penganugerahan Roosseno Award itu, kata Goenawan Mohamad, Ahok BTP mengakui bahwa standarnya dalam bekerja terlewat tinggi, sehingga terbuka soal penggunaan uang rakyat bukan lagi hal yang istimewa baginya, karena itu memang lumrah untuk dilakukan pejabat publik.
Mantan Bupati Belitung Timur itu, menurut keterangan Goenawan Mohamad, juga mengaku bahwa dibui selama 1,5 tahun di Mako Brimob membuatnya merasa seakan kembali duduk di bangku kuliah.
"Ia jadi mengerti dirinya pernah sombong, dan ia berusaha mengubah sifat itu. Ia baca 58 buku, dan menulis sekitar 6.000 halaman dengan tulisan tangan," cuit Goenawan Mohamad.
Berdasarkan cerita Goenawan Mohamad, Ahok BTP menyadari bahwa karier politiknya sudah berakhir. Di samping itu, meski dihukum karena dianggap sebagai penista agama dan kehidupan rumah tangganya dihakimi masyarakat, Ahok BTP tetap tak membenci mereka.
Baca Juga: Keluar Penjara Merasa Hidup Tak Bebas, Ahok: Enakan di Mako Brimob
"Ia tak membenci. Benci, katanya, membiarkan milik manusia yang paling berharga — pikiran, kesadaran — dikuasai orang yang kita benci," tulis Goenawan Mohamad.
Ahok BTP menerima Roosseno Award IX di Roosseno Plaza, Kemang, Jakarta Selatan pada Senin (22/7/2019).
Toeti Heraty, mengatakan Ahok BTP berhak menerima penghargaan itu karena dinilai memiliki etos kerja dan integritas tinggi, juga secara konsisten menerapkan gagasan-gagasan kreatif yang inspiratif untuk pembangunan demi kesejahteraan masyarakat dan akuntabilitas publik.
"Lucunya, selama ini Roosseno Award diberikan pada prof doktor, sekarang diberikan pada Insinyur Basuki Tjahaja Purnama, tadi dia bilang, 'Semuanya profesor, kalau aku ini provokator.' Bukan saya yang bilang ya, dia sendiri," kata Toeti Heraty di Roosseno Plaza, Kemang, Jakarta Selatan, Senin (22/7/2019).
Roosseno Award adalah penghargaan untuk peneliti dan tokoh Indonesia yang memberi inspirasi atas karya, kegiatan, dan semangat dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, atau sosial humaniora. Roosseno Award telah digelar sejak tahun 2011.
Selain Ahok BTP, beberapa tokoh Indonesia yang pernah menerima Roosseno Award yakni Presiden RI ketiga BJ Habibie, Budayawan Franz Magnis Suseno, Guru Besar Universitas Tarumanagara Wiratman Wangsadinata, Ketua Komnas Perempuan pertama Saparinah Sadli, dan tokoh kedokteran Indonesia R Sjamsuhidajat Ronokusumo.
Berita Terkait
-
Keluar Penjara Merasa Hidup Tak Bebas, Ahok: Enakan di Mako Brimob
-
Jawaban Ahok saat Ditanya Apakah Akan Kembali ke Politik
-
Bongkar soal Reklamasi, Ahok: Nanti Dikira Anies Gue Kampanye Gubernur Lagi
-
Dapat Penghargaan Roosseno Award ke IX, Ahok: Saya Malu Terimanya
-
Klaim Tak Mau Jadi Menteri Jokowi, Ahok: Saya Sudah Cacat di Republik Ini
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Pimpinan DPR Sudah Terima Surat, MKD Bakal Gelar Sidang Bahas Nasib Ahmad Sahroni hingga Uya Kuya?
-
Viral Tangis Ibu di Lampung: Anak Korban Bully, Sekolah Malah Memberhentikannya
-
Mendagri dan Kepala BNN Bahas Penguatan Sinergi Penanggulangan Narkoba
-
Polri Ungkap Modus Baru Narkoba: Obat Bius Legal 'Etomidate' Diubah Jadi Cairan Vape
-
Kesehatan Jadi Tameng? KPK Ungkap Alasan Belum Tahan Kusnadi di Kasus Korupsi Dana Hibah Jatim
-
9 TPU di Jakarta Selatan Penuh, Sistem Makam Tumpang Jadi Solusi Utama
-
Meme Bahlil Makin Menjadi-jadi Usai Diancam UU ITE, Underbow Golkar Polisikan Sejumlah Akun Medsos
-
Tepis Tudingan Menkeu Purbaya Dana 'Nganggur', KDM Tak Sudi jika Dikubuli Anak Buah: Saya Pecat!
-
Profil Kontras Heri Gunawan: Politisi Gerindra Pro-Rakyat, Diduga Korupsi CSR BI, Beri Mobil Mewah
-
Nekat Gugurkan Kandungan 8 Bulan Demi Pekerjaan, Wanita di Bekasi Ditangkap Polisi