Suara.com - Jaringan Tambang (Jatam) menganggap PT. Pertamina lalai terkait pengeboran minyak bumi di perairan Karawang, Jawa Barat. Pasalnya, telah terjadi kebocoran dalam kegiatan pengeboran tersebut sehingga berdampak kepada kehidupan nelayan, hingga kehidupan biota laut.
Koordinator JATAM Nasional, Merah Johansyah menjelaskan bahwa pengeboran minyak bumi itu dilakukan oleh anak perusahaan PT. Pertamina yakni Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONJW). Pengeboran itu dilakukan di anjungan YYA-1 Pertamina.
Pengeboran itu malah bocor sejak Jumat 12 Juli 2019 sehingga menimbulkan pencemaran limbah di laut dan pesisir Karawang hingga kawasan Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat.
"Kami harus katakan bahwa peristiwa ini adalah bencana industri," kata Merah dalam konferensi pers yang digelar di kawasan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2019).
Merah mengungkapkan bahwa tidak ada data secara resmi yang dikeluarkan Pertamina terkait pemetaan pencemaran itu sendiri. Tanpa ada data resmi, Pertamina memperkirakan ada 3 ribu barel minyak yang mencemari laut hingga pesisir.
Namun berkaca dari kasus deep water horizon yang terjadi di Teluk Meksiko pada April 2010, British Petrolium yang menduga pencemaran limbah berjumlah 1.000 hingga 2.000 brrel, nyatanya malah berjumlah 5 juta barel.
Dengan kondisi tersebut, Merah mendesak kepada Pertamina untuk membuka data kepada publik terkait dengan pengeboran di Anjungan YYA-1 Pertamina hingga terjadinya kebocoran itu.
Setidaknya ada enam poin yang harus diketahui masyarakat, yakni perluasan wilayah cemaran dipermukaan air, taksiran volume semburan minyak mentah bawah laut per hari sejak tanggal 12 Juli 201, peta kandungan hidrokarbon di berbagai wilayah tangkapan nelayan tradional.
Kemudian kandungan hidrokarbon pada tangkapan ikan maupun jenis-jenis tangkapan lain di semua TPI yang menerima ikan tangkapan dari wilayah cemaran, memeriksa wilayah aquakultur milik penduduk, dan keterbukan data yang direkam setiap harinya.
Baca Juga: Masuk Daftar Hitam, JATAM Curiga KIP dan Kementerian ESDM Main Mata
Lebih lanjut Jatam juga mendesak pemerintah untuk membentuk Tim Investigasi Independen untuk menyelidiki penyebab kebocoran di anjungan YYA-1 tersebut.
"Perumusan komposisi anggota tim harus memenuhi syarat indepensi yang menjamin transparansi sepenuhnya dalam investigasi mulai dari pengumpulan data, pelaporan data dan informasi kunci yang harus dilaporkan kepada publik," ujarnya.
Akibat kebocoran itu, setidaknya ada 10 kecamatan yang terkena dampaknya. Dari hasil pemeriksaan KIARA dan Jatam, 8 kecamatan yang berada dari perairan hingga daratan pesisir ialah Kecamatan Tempuran, Kecamatan Cilebar, Kecamatan Pedes, Kecamatan Cibuaya, Kecamatan Tirta Jaya, Kecamatan Batu Jaya, Kecamatan Pakis Jaya, Kecamatan Muara Gembong. Kemudian 2 kecamatan yang dampaknya masih di kawasan perairan, yakni Kecamatan Cilamaya Kulon dan Kecamatan Cilamaya Wetan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
OTT di Ponorogo, KPK Tangkap Bupati Sugiri Sancoko, Sekda, hingga Adiknya
-
Istana Buka Suara Soal Pro dan Kontra Usulan Soeharto Jadi Pahlawan
-
Tiba di KPK, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Bungkam Soal OTT Terkait Jual Beli Jabatan
-
Prabowo Siap Beri 1,4 Juta Hektare Hutan ke Masyarakat Adat, Menhut Raja Juli Ungkap Alasannya!
-
Rezim Bredel Media, Usulan Gelar Pahlawan Soeharto Berbahaya Bagi Demokrasi dan Kebebasan Pers!
-
OTT Bupati Ponorogo, PDIP Hormati Proses Hukum KPK, Bakal Ambil Keputusan Jika Sudah Tersangka
-
Indonesia Tegaskan Dukung Penuh Inisiatif Brasil untuk Konservasi Hutan Tropis
-
KPK Ngaku Amankan 13 Orang dalam OTT DI Jatim, Termasuk Bupati Ponorogo
-
Kapolri Ungkap Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Jalani Operasi
-
Polda Metro Jaya Bakal Rilis Tentang Ledakan SMAN 72 Jakarta yang Lukai Puluhan Siswa