Suara.com - Terkadang niat baik seseorang malah dimanfaatkan untuk hal yang tak terpuji. Kalau tidak percaya sila tanyakan pada pria dari Arizona ini.
Ia mendonasikan jasad sang ibu untuk keperluan riset kesehatan.
Dilansir dari Sick Chirpse, pada 2014, ibu dari Jim Stauffer yang bernama Doris Stauffer meninggal di usia 73 tahun setelah bertarung melawan penyakit Alzheimer.
Jim sepakat memberikan izin pada dokter untuk menganalisa otak mendiang sang ibu.
Jim berharap jasad ibunya bisa dimanfaatkan untuk penelitian guna menjawab apa penyebab hilangnya ingatan dari pasien Alzheimer.
Lima tahun kemudian atau tepat tahun 2019 ini, Jim menemukan fakta pilu bahwa alih-alih untuk riset kesehatan, jasad ibunya malah dijual ke pihak militer untuk uji coba bom. Tanpa persetujuan darinya.
Masih dari sumber yang sama, Jim mengatakan bahwa saat ibunya meninggal, Biological Resource Center (BRC) sebuah lembaga yang bergerak di bidang donor organ datang untuk mengambil jasad ibunya.
Jim juga ingat bahwa ia menandatangani perjanjian yang di dalamnya menyebutkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada jasad sang ibu.
Salah satu yang tidak boleh dilakukan adalah percobaan yang melibatkan segala bentuk ledakan.
Baca Juga: Pakai Lirik Lagu Linkin Park, Wanita Ini Cegah Pria Lompat dari Jembatan
Tapi kini ia mendapatkan kotak abu dari jasad sang ibu, lengkap dengan beberapa informasi dan nomor identitas.
Jim mengatakan bahwa Reuters melakukan pelacakan dan menemukan bahwa BRC menjual jasad ibu Jim ke pihak militer untuk menguji ledakan bom.
Jasad sang ibu diletakkan di kursi, bom dipasang di bawahnya, kemudian diledakkan.
Uji coba tersebut dilakukan untuk melihat dampak dari ledakan akibat bom yang terlindas mobil.
Jim bersama beberapa warga sipil melayangkan gugatan kepada BRC dan pemilik BRC.
Mereka menilai BRC sudah membujuk untuk mendonasikan jasad dari warga miskin, kurang berpendidikan, dan keluarga yang tengah berduka. Yang kemudian disalahgunakan.
Berita Terkait
-
Hampir Dua Pekan, Enam Korban Ledakan SMAN 72 Masih Dirawat: Bagaimana dengan Pelaku?
-
Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Dipindah Kamar, Polisi Segera Periksa Begitu Kondisi Pulih
-
Siswa SMAN 72 Bantah Ada Bullying di Sekolah: Jangan Termakan Hoaks
-
Kasus Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Satu Siswa Ditetapkan Jadi Tersangka
-
Misteri Pelaku Bom SMAN 72: Kenapa Dipindah ke RS Polri dan Identitasnya Dirahasiakan?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra