Suara.com - Di tengah pemadaman listrik yang berlangsung lama di seluruh kawasan Jabodetabek, banyak warganet yang mengeluh di media sosial.
Tak hanya keluhan, Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga mendapat tuduhan dari warganet yang kesal.
Saat tagar #matilampu sedang ramai di Twitter, akun @PartaiSocmed juga meminta warganet untuk me-mention akun resmi PLN, yakni @pln_123.
Salah satu cuitan di utasnya pada Minggu (4/8/2019) berbunyi, "@pln_123 ini termasuk salah satu BUMN yang korup dan tidak efisien. Ketika pelanggan telat bayar langsung dapat 'surat cinta' pemutusan sepihak, giliran mati lampu mereka tak mau bayar kompensasi pada pelanggan yang dirugikan.
#MatiLampu."
Kicauan tersebut rupanya membuat kepala pengguna akun @slameeettt mendidih. Ia tak terima dengan tuduhan yang ditujukan pada PLN.
Dari balasannya, @slameeettt mengaku sebagai karyawan PLN yang pekerjaannya tak pernah dihargai masyarakat.
"Woy ***. Kalian kalau mati lampu teriak-teriak, giliran nyala terang enggak terima kasih. Kita bekerja 24 jam dengan penuh resiko biar kalian bisa menikmati hidup. Lagian mana mungkin kita sengaja padamkan listrik tanpa alasan tertentu. Jangan nyinyir doang ***. Go *** yourself!" gertaknya terhadap @PartaiSocmed.
Cuitan itu rupanya mendapat perhatian dari Rais Syuriah PCNU Australia Nadirsyah Hosen alias Gus Nadir.
Penulis 'Kiai Ujang di Negeri Kanguru' itu tampaknya terganggu dengan kata-kata kasar yang dilontarkan @slameeettt di Twitter, sehingga ia melapor pada @pln_123 untuk menanyakan konfirmasi terkait peran @slameeettt di PLN.
Baca Juga: Ngaku Petugas PLN, Petani Ini Gasak Barang-barang di Rumah Mewah
"Kepada Direksi @pln_123 ini beneran saudara @slameeettt karyawan Anda? Kok ucapannya kasar sekali yah. Mohon dicek dan bila benar demikian, saya usul agar diberi training kepada yang bersangkutan bahwa apa pun alasannya ucapan tersebut tidak layak. Semoga yang bersangkutan bukan karyawan Anda," tulis Gus Nadir.
PLN telah meminta maaf atas pemadaman listrik yang terjadi di Jabodetabek dan sebagian Jawa Barat serta Jawa Tengah pada Minggu (4/8/2019).
Dalam keterangan tertulis yang dibagikan di Facebook dan Twitter, PLN menyebutkan, "PLN memohon maaf atas pemadaman yang terjadi akibat gangguan yang terjadi pada sisi transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV, yang mengakibatkan transfer energi dari timur ke barat mengalami kegagalan dan diikuti trip seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Jawa."
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional