Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut pengelolaan listrik di Indonesia harus dilakukan secara hati-hati dan benar. Menurut JK, 4 dari 5 direksi PLN belakangan ini terjerat kasus hukum dan masuk penjara.
Hal itu disampaikan JK dalam acara The 7th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition 2019 di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa, (13/8/2019).
"Saya paham bahwa ini listrik sesuatu yang harus hati-hati, tapi lama-lama menjadi ketakutan, penting tapi takut. Jadi 5 direksi PLN terakhir, 4 yang masuk penjara walaupun saya belain karena kadang sebabnya tidak jelas," ujar JK.
Terkait kasus hukum yang menjerat direksi PLN, JK sempat memperingati aparat penegak hukum yang menangani kasus dugaan korupsi tersebut.
Menurut JK, ada kasus yang menjerat direksi PLN tidak jelas. Tetapi JK tidak menyebut kasus yang dimaksud.
"Tapi faktanya seperti itu, karena itulah maka kita semua, anda semua, jadi pengusaha harus juga menjalankan bisnis dengan baik," kat JK.
"Tapi ini tugas pemerintah untuk menjalankan, pemerintah akan membikin cara nanti sehingga tidak terlalu ribet, mensederhanakan soal tarif, menyederhanakan soal proses, sehingga tidak semua tanggung jawab itu ke PLN," JK menambahkan.
Menurut JK, Menteri ESDM juga harus bertanggung jawab kalau ada masalah terkait listrik nasional. Pemerintah dan presiden, kata JK, bakal membuat keputusan yang baik.
"Sehingga terjadi kepastian, sehingga terhindar daripada masalah-masalah yang tidak jelas, kemudian dianggap merugikan negara atau menguntungkan orang lain," katanya.
Baca Juga: GBHN Bakal Dihidupkan Lagi, JK: Asal Jangan Ubah Seluruh Sistem
Lebih jauh, JK menilai harus ada kejelasan daripada peran hukum. JK mengatakan semua pejabat harus membuat peraturan yang menguntungkan semua pihak, khususnya rakyat.
"Kalau pejabat merugikan orang lain itu harus diganti, maka harus menguntungkan orang lain," katanya.
Berita Terkait
-
Wacana PNS Boleh Kerja di Rumah, JK Pesimis ASN Akan Disiplin
-
Ini Cara Pemerintah Pangkas Anggaran Perjalanan Dinas Kepala Daerah
-
PNS Bakal Boleh Kerja dari Rumah, JK: Di Kantor Saja Kadang Tak Disiplin
-
JK Akui Pengembangan Panas Bumi di Indonesia Berjalan Lambat
-
Briptu Heidar Tewas Ditembak Kelompok Bersenjata, JK: Harus Serang Balik!
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
-
Pidato Perpisahan Sri Mulyani: Hormati Ruang Privacy Kami!
-
Misteri Kursi Panas Pengganti Dito Ariotedjo: Beneran Bakal Diisi Raffi Ahmad?
-
Jelang Sertijab Menkeu, IHSG Langsung 'Tumbang' 77 Poin
Terkini
-
Soal Budi Gunawan Kena Reshuffle, Politisi PDIP: Itu Hak Prerogatif Presiden, Harus Dihormati
-
Profil Lengkap Yudo Sadewa, Putra Menkeu Baru yang Picu Kontroversi Usai Sebut Sri Mulyani Agen CIA
-
Berapa Gaji Agen CIA? Sri Mulyani Dituduh Agen CIA oleh Akun Diduga Anak Menkeu Purbaya
-
Ferry Irwandi Terancam Dilaporkan Jendral Dugaan Tindak Pidana: Tenang Pak, Saya Tidak Pernah Lari!
-
Siasat Keji di Balik Mutilasi Pacet, Pilih Jurang Sepi untuk Lenyapkan Jejak 310 Potongan Tubuh
-
Hendri Satrio: Purbaya Belum Sepopuler Sri Mulyani, Tapi Dia Orang Lama Prabowo di Dunia Keuangan
-
Pengamat: Dugaan Terlibat Kasus Judol Jadi Alasan Kuat Budi Arie Tersingkir dari Kabinet Prabowo
-
Ada Peran Makhluk Berbulu Beri Petunjuk Lokasi Korban Mutilasi di Pacet Mojokerto
-
Tangani Macet Jakarta, Pramono Bakal Tutup U-Turn hingga Berlakukan Satu Arah
-
Budi Arie Masih Pede Tak Dicopot Beberapa Jam Sebelum Pengumuman, Denny Siregar Ngakak