Suara.com - Wacana PDI Perjuangan untuk kembali menghidupkan Garis Besar Haluan Negara (GBHN) mendapatkan pro dan kontra dari sejumlah pihak.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai kalau prinsip yang dijalankan dari GBHN itu baik namun jangan sampai malah mengubah sistem ketatanegaraan.
JK mengatakan GBHN merupakan komponen penting agar sebuah negara bisa membuat perencanaan jangka panjang ataupun jangka menengah 5 tahun.
"Kalau hanya GBHN secara prinsip itu bagus. Asal jangan merubah seluruh sistem lagi. Karena itu juga hasil MPR baru 15-16 tahun itu," ungkap JK di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (13/8/2019).
JK menuturkan, yang dijalankan negara ialah Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) untuk skala waktu 20 tahun dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yakni perencanaan skala waktu 5 tahun. Perencanaan itu dilakukan oleh presiden terpilih.
Sehingga hal itu yang membedakan antara menggunakan atau tidak menggunakan GBHN.
"GBHN itu, ini lho yang harus anda kerjakan. Kalau sekarang, ini yang akan saya kerjakan," ucapnya.
Menurut JK, RPJM dengan GBHN bisa dikolaborasikan secara bersamaan. Namun hal itu ia kembalikan lagi kepada masyarakat.
Meski demikian, JK mengaku tidak setuju dengan amandemen UUD 1945. Pasalnya hal tersebut terkesan rumit apabila nantinya malah menghasilkan banyaknya perubahan yang terjadi di tengah masyarakat.
Baca Juga: PDIP Wacanakan GBHN, Pengamat Usul Jadikan Gerindra Pendamping
"Itu rumit lagi. Beresiko. Banyak perubajan yang rakyat belum tentu setuju. Contoh, presiden dipilih MPR, karena lembaga tertinggi. Maka dia berhak memilih presiden. Kalau gitu lain lagi soal apakah rakyat setuju haknya diambil untuk pemilihan langsung?," tandasnya.
Berita Terkait
-
4 Dirut PLN Dibui, Wapres JK Minta Pengusaha Waspada Geluti Bisnis Listrik
-
PDIP Tunggu Undangan untuk Megawati Hadiri Rakernas Gerindra
-
Tugas Sedikit, Wapres JK Tolak Usulan Pimpinan MPR Jadi 10 Orang
-
2 Hari Menjabat Langsung Kena Masalah, JK ke Dirut PLN: Cobaan Awal
-
PDIP Incar Kursi Mentan, Begini Reaksi Menteri Amran
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Duka Sumut Kian Pekat, Korban Jiwa Bencana Alam Bertambah Jadi 369 Orang
-
Polisi Tantang Balik Roy Suryo dkk di Kasus Ijazah Jokowi: Silakan Ajukan Praperadilan!
-
Besok Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik Nataru ke Jogja, Exit Prambanan Jadi Perhatian
-
Mendagri: Pemerintah Hadir Penuh Tangani Bencana di Sumatera
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
-
METI: Transisi Energi Berkeadilan Tak Cukup dengan Target, Perlu Aksi Nyata
-
Kejagung Buka Kemungkinan Tersangka Baru Kasus Pemerasan Jaksa, Pimpinan Juga Bisa Terseret
-
Cuan dari Gang Sempit: Kisah PKL Malioboro yang Sukses Ternak Ratusan Tikus Mencit
-
MPR Dukung Kampung Haji, Dinilai Bikin Jemaah Lebih Tenang dan Aman Beribadah
-
KSAD Minta Media Ekspos Kerja Pemerintah Tangani Bencana Sumatra