Suara.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyayangkan tiga pimpinan KPK yang menyatakan 'pamit' dari lembaga antirasuah itu. Mereka adalah Ketua KPK Agus Rahardjo, Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif dan Saut Situmorang.
PDIP, kata Hasto, menilai mundurnya tiga unsur pimpinan KPK tersebut kurang bijaksana.
"Saya sangat menyayangkan ada beberapa unsur pimpinan yang kemudian mengajukan surat kepada Presiden untuk menyerahkan mandat. Ini menurut kami kurang bijaksana," ujar Hasto kepada wartawan Senin (16/9/2019).
Hasto mengatakan, partainya terbuka terhadap pemberantasan korupsi. Ia menilai mundurnya tiga pimpinan KPK dengan menyerahkan mandat ke Presiden Jokowi sebagai bentuk anti kritik dan anti terhadap masukan-masukan yang diberikan untuk KPK.
"Partai pun sangat terbuka terhadap persoalan korupsi itu, masak KPK sebagai yang terdepan, namun sepertinya anti kepada kritik, anti terhadap masukan-masukan yang disampaikan," kata Hasto.
Ia mencontohkan, mantan Ketua KPK Abraham Samad yang diduga melanggar pelanggaran etik yang tidak diproses, serta bocornya sprindik atas nama Anas Urbaningrum.
"Sebagai contoh dulu proses yang saya ajukan ke KPK itu terhadap dugaan pelanggaran etik pak Abraham Samad kan juga tidak diproses, kan sampai sekarang. Padahal fakta-fakta hukumnya kan sangat jelas," ucap Hasto.
Sebelumnya, dua pimpinan KPK, Agus Rahardjo dan Laode Muhammad Syarif mengembalikan mandat ke Presiden Jokowi.
Terlebih dahulu Wakil Ketua KPK Saut Situmorang juga menyatakan mundur sebagai komisioner KPK.
Baca Juga: YLKI Ikut Tolak RUU KPK, Ini Alasannya
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua KPK Agus Rahardjo saat jumpa pers di halaman Gedung KPK Merah Putih, Jakarta, Jumat (13/9/2019) malam.
Agus mengatakan Jokowi perlu segera mengambil langkah penyelamatan KPK. Sebab Agus merasa KPK saat ini sudah genting.
"Segera bapak presiden ambil langkah untuk penyelamatan," kata Agus.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
Terkini
-
Puan Maharani: DPR Wajib Dengarkan Semua Kritik Rakyat, Baik Halus Maupun Kasar
-
Perkuat Konektivitas, Ahmad Luthfi Tinjau Perbaikan Jalan WiradesaKajen Senilai Rp33,348 Miliar
-
DPR RI Resmi Sahkan Pansus Penyelesaian Konflik Agraria, Ini Daftar Anggotanya
-
Indonesia Punya Berapa Kilang Pertamina? Disinggung Menkeu Purbaya Sebelum Kilang Dumai Terbakar
-
Rocky Gerung Sebut Kecemasan Menyelimuti Murid, Guru, dan Orang Tua Akibat Program MBG
-
Numpang Kantor Polda Kalbar, KPK Periksa Wabup Mempawah Juli Suryadi, Kasus Apa?
-
KPK Tetapkan Staf Ahli Mensos dan Kakak Hary Tanoe sebagai Tersangka Korupsi Bansos Beras
-
Tragedi Cinta Segitiga di Cikarang: Tukang Cukur Tega Bunuh Sahabat Demi Penjual Es Sheyla
-
KPK Telusuri Aliran Uang Korupsi Bank BJB ke Keluarga Ridwan Kamil
-
Pemerintah Resmi Sahkan Kepengurusan Mardiono Pimpin PPP, AD/ART Tak Berubah Jadi Patokannya