Suara.com - Pendiri Watchdoc Documentary Maker yang juga mantan jurnalis Dandhy Dwi Laksono menyebut referendum untuk masyarakat Papua adalah salah satu opsi yang tidak boleh ditiadakan. Menurutnya, tidak semua negara yang melakukan referendum bisa merdeka.
"(Referendum) Salah satu opsi yang tak boleh ditiadakan. Jadi belum tentu referendum. Soalnya referendum pun belum tentu hasilnya merdeka," ujar Dandhy di Auditorium Visinema, Cilandak, Jakarta, Sabtu (21/9/2019).
Ia pun mencontohkan di banyak negara yang diberikan pilihan untuk melakukan referendum, justru tidak bisa merdeka.
"Banyak contoh negara diberi pilihan referendum justru tak merdeka, soalnya mereka merasa lebih sejahtera ikut negara pertamanya," ujar Dandhy.
Menurut dia, jika pemerintah memiliki itikad baik untuk menyelesaikan persoalan di Papua, seharusnya berhenti mengunci pilihan seperti menggunakan kekuatan militer di Papua ketika masyarakat Papua sudah bersikap keras. Sebab hal tersebut sudah terjadi pada sejak New York Agreement.
Untuk diketahui, New York Agreement sendiri adalah sebuah perjanjian yang diprakarsai oleh Amerika Serikat pada 1962 untuk terjadinya pemindahan kekuasaan atas Papua Barat dari Belanda ke Indonesia.
"Tapi kita tak boleh berhenti bicara. Kalau mau ada itikad baik bagi Papua, berhenti mengunci pilihan-pilihan itu. Karena kalau kita kunci pilihan itu, maka pilihannya hanya menggunakan tentara kemudian ketika Papua sifatnya juga mengeras. Dan itu terjadi selama 57 tahun sejak New York Agreements," ucap Dandhy.
"Presiden siapa pun mengalami masalah yang sama. Yang punya modal kultural besar seperti Gus Dur pun menghadapi tembok yang besar. Apalagi Pak Jokowi," sambungnya.
Baca Juga: Penyelesaian Polemik Papua, Politisi PDIP: Tarik Kekuatan Militer
Berita Terkait
-
Penyelesaian Polemik Papua, Politisi PDIP: Tarik Kekuatan Militer
-
Selain Sia-sia, Blokir Internet di Papua Juga Langgar Hukum
-
Makam Kelly Kwalik Tokoh OPM Dicat Merah Putih, Warga Protes
-
Debat Polemik Papua, Politisi PDIP: Saya Tidak Berpegang NKRI Harga Mati
-
Gempa 4,3 SR Guncang Kabupaten Kaimana Papua Barat
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Salurkan Beasiswa PIP di Curup, Ketua DPD RI: Presiden Sungguh-Sungguh Tingkatkan Kualitas SDM
-
UMP Sumut Tahun 2026 Naik 7,9 Persen Jadi Rp 3.228.971
-
KPK Prihatin Tangkap Sejumlah Jaksa dalam Tiga OTT Beruntun
-
Begini Kata DPP PDIP Soal FX Rudy Pilih Mundur Sebagai Plt Ketua DPD Jateng
-
Mendagri Tito Sudah Cek Surat Pemerintah Aceh ke UNDP dan Unicef, Apa Katanya?
-
Terjebak Kobaran Api, Lima Orang Tewas dalam Kebakaran Rumah di Penjaringan!
-
Kayu Gelondongan Sisa Banjir Sumatra Mau Dimanfaatkan Warga, Begini Kata Mensesneg
-
SPPG Turut Berkontribusi pada Perputaran Ekonomi Lokal
-
Dukung Program MBG: SPPG di Aceh, Sumut, dan Sumbar Siap Dibangun Kementerian PU
-
Mendagri Tito Jelaskan Duduk Perkara Pemkot Medan Kembalikan Bantuan Beras 30 Ton ke UAE