Suara.com - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli menanggapi Aksi Mujahid 212 yang digelar pada (28/9/2019).
Guntur Romli menyoroti seruan dan poster yang dipampang massa aksi organisasi Islam tersebut melalui jejaring Twitter pribadinya.
Ada perbedaan yang mencolok antara seruan dan tulisan yang dibawa massa, seperti yang terlihat dalam video pendek unggahannya.
Dalam video itu, massa yang melakukan long march meneriakkan seruan berbahasa Arab, salah satunya "Nahnu nurid Khilafah Islamiyah". Seruan itu kontras dengan poster bernada dukungan untuk NKRI yang dibawa.
Lebih lanjut, Guntur Romli menilai bahwa aksi tersebut justru memuat propaganda organisasi pengusung ideologi khilafah, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
"Parade Tauhid/Mujahid 212 Berteriak 'Kami ingin Khilafah Islamiyah' dalam bahasa Arab: "Nahnu nurid Khilafah Islamiyah". Padahal poster acaranya "Selamatkan NKRI" tapi isinya propaganda HTI," tulisnya.
Sebelumnya, panitia Aksi Mujahid 212, Ustaz Edy Mulyadi mengatakan, aksi yang dilakukan merupakan bentuk kontribusi untuk perubahan Indonesia menjadi lebih baik ke depan.
"Kami ingin memberikan kontribusi maksimal untuk perubahan Indonesia menjadi lebih baik," kata Edy kepada awak media.
Edy mengajak umat Islam dan seluruh anak bangsa baik mahasiswa, pelajar, ormas Islam dan emak-emak militan serta seluruh umat Islam, untuk hadir dan bergabung bersama untuk menyuarakan ketidakadilan dan menegakkan kebenaran di negeri ini.
Baca Juga: Sisir TKP Mahasiswa UHO Tewas, Polisi Temukan 3 Selongsong Peluru di Got
"Dengan semangat Mujahid 212 mari kita kembali bersama-sama lakukan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik. Aksi Mujahid 212 untuk selamatkan NKRI," ucap Edy.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
12 Tokoh Ajukan Amicus Curiae di Praperadilan Nadiem, Gugat Bobroknya Sistem Penetapan Tersangka
-
Genjot Skrining Tuberkulosis, Ahmad Luthfi Luncurkan Program Speling Melesat dan TB Express
-
Menteri Haji Ingin Samakan Masa Tunggu Haji Jadi 26,4 Tahun di Seluruh Indonesia, Begini Rencananya
-
Jawab Tantangan Yusril, Delpedro Cs Ajukan Praperadilan ke PN Jaksel
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Seleksi Super Ketat Kementerian Haji, Kenapa 200 Nama Calon Pejabat Harus Ditelusuri KPK?
-
Dengan Suara Bergetar, Ayah Nadiem Makarim: Saya Yakin Betul Dia Jujur
-
Keseruan Oma Ilah dan Opa Sutarto Ikut Sekolah Lansia
-
Cak Imin di Ponpes Al Khoziny: Hentikan Semua Proyek Pesantren Tanpa Ahli
-
Karma Instan! 2 WN China Auto Diusir dari Indonesia Gegara Nyolong Duit di Pesawat