Suara.com - Pengamat Politik : BEM Urusi Dulu Mahasiswa Hilang Daripada DIskusi di TV.
Pengamat Politik Adi Prayitno menasihati seluruh pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk serius dalam menggarap manajemen aksi demonstrasi. Ia sempat menyinggung ketika banyak mahasiswa yang hilang saat demonstrasi namun presiden mahasiswanya malah asik berdiskusi di acara televisi.
Adi menerangkan bahwa kemungkinan penyusup masuk ke dalam kelompok mahasiswa yang berdemonstrasi itu selalu ada. Makanya ia sempat mengritik manajemen aksi yang dilakukan para mahasiswa saat demonstrasi besar-besaran pada 23-24 September kemarin.
"Kalau gerakan ini tidak terkonsolidasi dengan baik, ketika teman-teman yang ikut demo itu tidak tahu jumlah mereka yang datang, maka di situ juga lah rentan para penyusup dan penumpang gelap," kata Adi dalam diskusi bertajuk Demo Mahasiswa Aksi dan Substansi di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9/2019).
"Coba ketika anda bayangkan demo selesai emaknya dimana-mana telepon rektor anaknya enggak pulang dua hari, nah presiden BEM-nya sibuk diskusi di TV, kan kesel," sambungnya.
Adi sempat berbagi pengalamannya ketika melakukan demonstrasi dan berlaku sebagai koordinator lapangan aksi. Ia bertanggung jawab untuk menghitung berapa jumlah mahasiswa yang ikut dan menghitung kembali ketika demonstrasi itu selesai.
"Jangan kan hilang, helai rambutnya copot saya tahu. Aktivis mahasiswa (harus) begitu hati-hati provokasi, hati-hati penumpang gelap," ujarnya.
Adi menerangkan bahwa bukannya tidak mungkin kalau ada pihak-pihak yang mengambil kesempatan untuk menjalankan misi-misi tertentu dan memanfaatkan momen mahasiswa berdemonstrasi.
"Dia nggak happy dengan gerakan demo ini karena sudah dianggap mengganggu stabilitas juga terutama mengganggu elit-elit," tuturnya.
Baca Juga: Olah TKP Mahasiswa Tewas, Polisi Temukan 3 Selongsong Peluru
Dengan demikian Adi berharap kepada pemimpin-pemimpinan gerakan mahasiswa dari universita manapun untuk bisa lebih berkonsolidasi terkait dengan massa yang hendak dibawanya.
"Makannya ke depan konsolidasinya harus mantap misalnya 100 orang, kalau ternyata menjadi ada 101, tanya itu yang satu itu siapa. Anak SMK, titipan, atau penumpang gelap? Kan kita tidak pernah tahu, kalau tiba-tiba yang satu itu lempar batu bagaimana?" tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Bali 'Tenggelam' di 120 Titik: BMKG Ungkap Penyebab Hujan Gila dan Peran Sampah Kita
-
Dasco: Belum Ada Surat Presiden Prabowo soal Pergantian Kapolri
-
Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
-
Tim Pencari Fakta Dibentuk: LNHAM Siap Bongkar Borok Kekerasan Aparat di Kerusuhan Agustus
-
BMKG Warning! Cuaca Ekstrem Ancam Indonesia Sepekan ke Depan, Waspada Hujan Lebat
-
Inisiatif Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus; 6 Lembaga HAM 'Gerak Duluan', Bentuk Tim Independen
-
DPR 'Angkat Tangan', Sarankan Presiden Prabowo Pimpin Langsung Reformasi Polri
-
KPK Tindak Lanjuti Laporan Soal Dugaan Anggaran Ganda dan Konflik Kepentingan Gus Yaqut
-
Usai Serangan Israel, Prabowo Terbang ke Qatar Jalani Misi Solidaritas
-
Kenapa Ustaz Khalid Basalamah Ubah Visa Haji Furoda Jadi Khusus? KPK Dalami Jual Beli Kuota