Suara.com - Investigasi yang dilakukan oleh Cruelty Free International dan Soko Tierschutz menjadi viral, setelah foto-foto yang menunjukkan penyiksaan hewan oleh sebuah laboratorium di Jerman tersebar di internet.
LPT Laboratory of Pharmacology and Toxicology di Mienenbuttel, di pinggiran kota Hamburg, Jerman terbukti melakukan penyiksaan kepada hewan. Inspektur Jerman menggerebek dan kemudian menutup tempat itu.
Dikutip dari Dailymail, Kamis (17/10/2019), pihak berwenang di wilayah Hamburg melakukan pemeriksaan langsung terhadap laboratorium itu dan mengnfirmasi sejumlah tuduhan yang dibuat oleh para aktivis hewan.
Seorang juru bicara otoritas setempat mengatakan: "Kami menemukan kandang terlalu kecil, seperti yang dikatakan oleh para aktivis."
Sementara itu, Menteri Pertanian Jerman Barbara Otte-Kinast mengatakan, "Jika tuduhan ini terbukti benar, mereka (LPT) harus dihukum dan konsekuensinya cepat diberlakukan."
Ada kemungkinan lisensinya bakal dicabut. Sehingga laboratorium pengujian hewan itu harus segera ditutup.
Penyiksaan hewan yang dilakukan LPT ini diungkap oleh aktivis yang menyamar bekerja di sana dari Desember 2018 hingga Maret 2019. Dia menyaksikan pengujian terhadap monyet, kucing, dan kelinci, yang dilakukan untuk perusahaan di seluruh dunia.
Aktivis yang menyamar ini mengatakan, hewan-hewan itu tinggal dalam kandang yang tidak layak. Terlihat pula monyet yang dikekang lehernya untuk percobaan.
Friedrich Mullen dari Soko Tierschutz mengatakan, "Perlakuan terburuk adalah kepada monyet. Monyet sering digunakan untuk percobaan hewan di LPT. Mereka disimpan dalam kondisi kandang yang sempit dan kecil."
Baca Juga: Jajal Naiki Mobil Mercedes Benz S 450 L untuk Tamu Negara
Percobaan pada hewan-hewan ini dilakukan untuk mengukur dosis obat yang aman bagi manusia.
Menurut Cruelty Free International, hewan di LPT disuntik dengan sejumlah besar zat untuk mengukur efek racun yang muncul. Hewan itu bisa muntah, pendarahan internal, gangguan pernapasan, demam, penurunan berat badan, lesu, masalah kulit, kegagalan organ dan bahkan kematian."
Parahnya, tidak ada anestesi atau penghilang rasa sakit yang diberikan.
Michelle Thew, Chief Executive of Cruelty Free International mengatakan, "Investigasi kami telah mengungkap penderitaan hewan yang mengerikan, perawatan yang tidak memadai, dan pelanggaran hukum Eropa dan Jerman."
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL
-
KPK Buka Peluang Periksa Istri Ridwan Kamil di Kasus Korupsi Bank BJB, Sebut Perceraian Tak Pengaruh
-
Membara Kala Basah, Kenapa Kebakaran di Jakarta Justru Meningkat Saat Hujan?
-
Keroyok 'Mata Elang' Hingga Tewas, Dua Polisi Dipecat, Empat Lainnya Demosi
-
Disebut-sebut di Sidang Korupsi Chromebook: Wali Kota Semarang Agustina: Saya Tak Terima Apa Pun
-
Kemenbud Resmi Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional, Total Jadi 313
-
Bukan Sekadar Viral: Kenapa Tabola Bale dan Tor Monitor Ketua Bisa Menguasai Dunia Maya?