Suara.com - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli alias Gus Romli menilai susunan menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) Joko Widodo-Maruf Amin merupakan formasi yang tepat untuk memerangi agenda paham radikalisme agama di Indonesia.
Gus Romli pun mengapresiasi penyusunan KIM yang merupakan hak prerogatif Jokowi. Dikatakannya, terpilihnya Jendral Polisi Purn Tito Karnavian sebagai Mendagri, Jenderal TNI Purn Fachrul Razi sebagai Menag, Prabowo Subianto sebagai Menhan dan Mahfud MD sebagai Menkopolhukam merupakan upaya Jokowi memerangi radikalisme agama di Indonesia.
"Formasi kabinet ini bagi saya adalah formasi yang tepat untuk memerangi agenda radikalisme agama," katanya dalam diskusi bertajuk 'Radikalisme atau Manipulasi Agama?' di Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin (11/4/2019).
Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) itu juga menilai, pemerintah kekinian tidak cukup hanya membubarkan organisasi terlarang yang memiliki paham radikal seperti halnya Hizbut Tahir Indonesia (HTI). Namun, Dia mengatakan pemerintah perlu melakukan penegakkan hukum terhadap tokoh-tokoh yang terlibat dalam organisasi terlarang tersebut.
"Saya kira tugas Mendagri, Menag dan Kapolri adalah tidak cukup membubarkan ormas HTI, tetapi melakukan upaya penegakan hukum terhadap aktor-aktor utamanya. Setelah di negara lain upaya hukum ditegakan, tokoh-tokoh utamanya lari ke negeri lain," ujarnya.
Guntur melanjutkan, larangan dari Menteri Agama Fachrul Razi yang melarang penggunaan cadar dan celana cingkrang di instansi pemerintah adalah suatu bentuk antisipasi terhadap ancaman.
Berkenaan dengan itu, Gus Romli pun turut menanggapi terkait wacana Menag Fachrul Razi melarang penggunaan cadar dan celana cingkrang di instansi pemerintah. Gus Romli menilai wacana tersebut sebagai upaya perlawanan terhadap paham-paham radikalisme.
"Itu bentuk perlawananan. Ada survei 19,4 persen ASN tak percaya Pancasila. Di BUMN ada survei 9 persen pegawainya enggak percaya Pancasila. Intoleransi politik mengalami peningkatan," katanya.
Baca Juga: Soal Ide Jokowi Ubah Istilah Radikalisme, Begini Kata Pengamat
Berita Terkait
-
Soal Ide Jokowi Ubah Istilah Radikalisme, Begini Kata Pengamat
-
Jokowi Sebut Radikalisme Sebagai Manipulator Agama, Ini Kata Wamenag
-
Cuit Ruhut: Menag Lakukan Pencegahan Tapi Banyak yang Kebakaran Jenggot
-
Wacana Larangan Cadar untuk PNS, Ma'ruf Amin: Itu Penegakan Disiplin
-
Wapres Ma'ruf Tak Masalah Istilah Radikalisme Diubah Jadi Manipulator Agama
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka