Suara.com - Dinas Kehutanan DKI Jakarta akan mengganti pohon-pohon besar di kawasan Cikini, Jakarta Pusat dengan jenis yang lebih cantik. Pohon angsana di lokasi itu kekinian sudah ditebang.
Kepala Dinas Kehutanan, Suzi Marsita mengatakan ada dua kemungkinan jenis pohon yang dipilih untuk dimasukan e-catalog pembelanjaan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Pilihannya adalah pohon tabebuya atau bungur.
Tabebuya atau dengan nama latin Handroanthus chrysotrichus) adalah sejenis tanaman yang berasal dari negara Brasil dan termasuk jenis pohon besar. Seringkali tanaman ini dikira sebagai tanaman Sakura oleh kebanyakan orang, karena bila berbunga bentuknya mirip seperti bunga sakura.
Namun kedua tanaman ini sebenarnya tidak berkerabat. Pohon tabebuya memiliki kelebihan di antaranya daunnya tidak mudah rontok, disaat musim berbunga maka bunganya terlihat sangat indah dan lebat, akarnya tidak merusak rumah atau tembok walau berbatang keras.
"Bisa tabebuya, bisa bungur. Iya lagi dalam proses (e-catalog). Kita menanam dengan tanaman berbunga yang cantik," ujar Suzi saat dihubungi, Selasa (5/11/2019).
Suzi menyebut memiliki alasan lain memilih jenis tersebut dari pada jenis lain yang dikenal kuat seperti asam jawa. Ia menganggap tumbuhan yang ditanam di pinggir jalan tidak boleh memiliki akar yang menjalar kuat.
"Asam jawa sama saja, perakarannya merusak pedestrian, bangunan. Jadi mahoni, kayak itu tanaman hutan. Itu yang kami hindari," kata Suzi.
Tabebuya sendiri dikenal sebagai pohon rindang besar yang memiliki daun berwarna seperti kuning dan merah muda. Menurut Suzi tabebuya nantinya bisa memperindah jalanan.
Untuk menggantinya, Dinas Kehutanan harus mencabut bonggol atau sisa dari pohon yang sudah ditebang. Bahkan akarnya juga akan dicabut.
Baca Juga: Mimpi Tebang Pohon Kelapa, Pria Ini Penggal Kepala Keponakan
"Iya, itu kan menghancurkan bonggol susah. Itu akan dihancurkan. Untuk mengganti pohon lain kan itu harus dicopot," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Warga Keluhkan Penebangan Pohon di Cikini
-
Takut Celakai Orang saat Musim Hujan, Alasan Pohon-pohon di Cikini Ditebang
-
Dinilai Merusak Jalan, Pohon Tua di Kawasan Cikini Ditebang Pemprov
-
Kabel Bawah Tanah Terbakar di Cikini, PLN akan Pasang Pipa Pelindung
-
Daging Rendang Diolah dengan Teknik Prancis ala Food Exchange, Cobain!
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
-
Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
-
KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
-
Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
-
Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
-
Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!
-
Yusril: Pasal KUHP Lama Tak Lagi Efektif, Judi Online Harus Dihantam dengan TPPU
-
Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk KRL Baru: Akhir dari Desak-desakan di Jabodetabek?
-
Subsidi Transportasi Dipangkas, Tarif Transjakarta Naik pada 2026?
-
Wacana Soeharto Pahlawan Nasional Picu Kontroversi, Asvi Warman Soroti Indikasi Pemutihan Sejarah