Suara.com - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Chairul Annam memastikan kasus penyiraman air keras Novel Baswedan benar terjadi. Dengan demikian ia membantah pihak yang menyebut kasus tersebut rekayasa atau setingan.
Perempuan bernama Dewi Ambarwati alias Dewi Tanjung sebelumnya sempat membuat heboh publik pada bulan lalu karena menuding kasus penyiraman air keras Novel rekayasa. Meski banyak pihak tidak sepakat dengan tudingan dari kader PDIP tersebut, namun tidak sedikit pula yang terbawa dengan argumen Dewi.
"Itu faktual yang ditemukan oleh Komnas HAM, yang ditemukan oleh kepolisian itu adalah penyiraman jadi jangan ditanya-tanya lagi," kata Choirul Anam di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (4/12/2019).
Chairul menuturkan, Komnas HAM sempat mengklarifikasi kebenaran akan data medis terkait dengan kerusakan mata Novel akibat penyiraman air keras. Hasilnya pun tidak ada satupun yang menandakan kalau penyiraman air keras itu rekayasa.
"Menurut saya polemik soal rekayasa penyiraman tersebut kami kira disudahi saja dan fokus kepada bagaimana menyelesaikannya. Karena tidak ada satu fakta pun yang mengatakan bahwa itu rekayasa," ujarnya.
Dengan begitu, Komnas HAM mengharapkan polemik terkait isu rekayasa penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan bisa berakhir.
Ia kemudian mengajak seluruh pihak fokus dengan penyelesaian kasus penyiraman air keras yang terjadi pada 2017.
"Kami berharap polemik itu berhenti walaupun kalau kami pantau media polisi ngasih sinyal yang sama bahwa itu bukan rekayasa soal penyiramannya," tandasnya.
Baca Juga: Kursi Kabareskrim Masih Kosong, Bagaimana Nasib Kasus Novel di Polri?
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa