Suara.com - Serikat pekerja Garuda Indonesia baik pilot dan pramugari mulai bereaksi atas berbagai kasus yang menimpa maskapai nasional ini. Mulai kasus penyelundupan motor gede (moge) Harley hingga dugaan skandal direktur dan pramugari.
Mantan Sekjen Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) Dewi Anggraini ikut menanggapi.
Melalui postingan di jejaring sosial Facebook yang diunggah pada Kamis (12/12/2019), Dewi mengajak para awak kabin Garuda Indonesia untuk bersatu karena perjuangan awal para pramugari untuk memperoleh hak-haknya tidaklah mudah.
"Dulu sebelum tahun 90-an, pramugari itu cuma honor, gak ada yang diangkat pegawai, cuma pramugara yang diangkat pegawai, para senior-senior kita bersatu memperjuangkan agar disamakan hak nya untuk jadi pegawai tetap dan dinikmati sampai sekarang bukan?" tulis Dewi.
Berdasarkan penjelasan Dewi, meskipun telah menjadi pegawai tetap, hak pramugari masih berbeda dengan pramugara dan pegawai lain.
"Pramugari itu tetap dianggap single, suami dan anak-anaknya tidak diberikan fasilitas sebagaimana pegawainya (seperti jaminan kesehatan, fasilitas tiket konsesi dll), itu di akhir tahun 90-an," tuturnya.
Diskriminasi yang sangat mencolok adalah hak usia pensiun. Dewi mengatakan bahwa para pramugara dan pegawai lain pensiun di usia 56 tahun, tetapi pramugari pensiun di usia 46 tahun.
Mantan Sekjen IKAGI ini menjelaskan perjuangan pramugari untuk mendapatkan hak-hak pegawai dan usia pensiun terbilang cukup panjang. Namun IKAGI saat itu belum resmi berbadan hukum telah ikut membantu perjuangan para pramugari.
Dewi menjelaskan, "Lewat Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Ibu Khofifah), para pramugari itu mohon untuk diberikan persamaan hak-haknya dan Alhamdulillaaah berhasil! Saat itu Presiden nya Ibu Megawati dan Menakernya Bapak Jacob Nuwawea".
Baca Juga: Strategi Pemerintah Genjot Investasi dengan Beragam Fasilitas Pajak
Setelah persamaan hak pramugari tercapai, IKAGI terus berjuang untuk perbaikan kesejahteraan awak kabin (AK). Misalnya memperjuangkan AK yang ditugaskan sebagai instruktur dan struktural lewat Perjanjian Kerja Bersama, meskipun ada beberapa hal yang diakomodir tapi banyak yang tidak berhasil.
Perjuangan panjang pramugari untuk mendapatkan hak-haknya ini membuat Dewi Anggraini prihatin jika penerusnya tidak bersatu.
"Tapi intinya gaes, tidak ada hal yang cuma-cuma atau gratis, semua lewat perjuangan! Dan kita sendiri yang harus berjuang untuk kehidupan kita yang lebih baik. Bersatu adalah kata kuncinya!" ucap Dewi.
Ia juga meminta segenap pengurus IKAGI untuk tetap bersatu menghadapi masalah yang sedang bergejolak di maskapai plat merah ini.
"Duduklah bersama, turunkan ego dan rasa paling hebat atau paling benar kalian para pengurus IKAGI, demi untuk masa depan kalian dan keluarga kalian juga," tutupnya.
Suara.com telah menghubungi Dewi Anggraini. Namun hingga berita ini diterbitkan, mantan Sekjen IKAGI ini belum memberikan konfirmasi dan penjelasan lebih lanjut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
Terkini
-
Dilema KPK: Sita Mercy Antik Habibie dari Ridwan Kamil, tapi Pembayarannya Ternyata Belum Lunas
-
Bantah Tegas Kabar Darurat Militer, TNI: Tidak Ada Niat, Rencana Memberlakukan
-
Didesak Bebaskan Seluruh Demonstran yang Ditahan, Polri Klaim Tidak Antikritik
-
Zetro Staf KBRI Diduga Tewas di Tangan Pembunuh Bayaran, Presiden Peru Surati Prabowo
-
Kapuspen TNI Jawab Tuntutan 17+8 'Kembali ke Barak': Kami Hormati Supremasi Sipil
-
Tunjangan Rumah Setop, DPR Pastikan Pensiun Tetap Ada: Ini Rincian Gaji Anggota Dewan
-
DPR Setop Kunjungan Kerja ke Luar Negeri, Dasco Janji Buka-bukaan
-
Pemprov DKI Genjot Pengerjaan SJUT, Jakarta Lebih Rapi dan Modern
-
Apa Itu Tobat Nasional? Seruan Kardinal Ignatius Suharyo
-
Nadiem Tersangka Kasus Pengadaan Chromebook, Pukat UGM Soroti Buruknya Tata Kelola Sektor Pendidikan