Suara.com - Warga RW 07 Kelurahan Rawajati di Jakarta Selatan berharap bantuan air bersih selalu tersedia agar lumpur bekas banjir yang mengendap di dalam rumah dapat segera dibersihkan. Sebab lumpur tebal menghinggapi rumah mereka setelah diterjang banjir sampai 4 meter.
Alasannya, bantuan air bersih yang disalurkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Palyja baru datang pada Jumat siang dan jumlahnya dinilai kurang memadai.
"Bantuan air baru datang pagi ini, dan itu cuma satu mobil tangki. Sementara yang butuh air banyak buat bersihin lumpur di rumah," kata warga RT 02/RW 07 Kelurahan Rawajati, Devi saat ditemui dekat Jembatan Kalibata-Ciliwung, Jumat.
Banjir setinggi 1,5-4 meter sempat merendam sebagian besar pemukiman di RW 07, Rawajati, akibat luapan air Kali Ciliwung dan hujan deras yang turun selama malam pergantian tahun (30/12/2019) sampai 1 Januari. Devi menyebut air merendam satu lantai dasar di rumahnya.
Sementara itu, Novi, warga RT 02/RW 07 Rawajati dan korban banjir lainnya memerlukan air bersih agar lumpur dapat cepat larut dan dialirkan ke luar rumah.
"Saya sudah bersihin rumah sampai dua hari, tapi lumpur belum bisa dibersihkan semua," tambah dia.
Pengalaman yang sama juga disampaikan Hartini, warga RW07 Kelurahan Rawajati. Bagi dia, bantuan air bersih sebanyak satu tangki yang diberikan Palyja dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum cukup untuk memenuhi kebutuhan warga.
"Saya berharapnya bantuan air bersih ini tidak putus dan terus ada. Dulu waktu banjir tahun lalu (April 2019), bantuan air, alat-alat kebersihan pernah banyak disalurkan ke warga," kata Hartini.
Banjir di Kelurahan Rawajati mulai surut sejak Kamis (2/1) dan menyisakan lumpur setinggi mata kaki sampai betis orang dewasa. Adanya endapan lumpur membuat sebagian besar warga tidak dapat kembali ke rumah untuk melakukan aktivitas seperti beristirahat dan memasak.
Baca Juga: Kunjungi Korban Banjir, Eko Patrio Malah Dimintai Duit
Karena itu, sejumlah korban banjir di Rawajati memilih tidur di atas terpal di bawah kolong jalan layang dan makan nasi bungkus yang diberikan relawan di posko pengungsian.
"Saya mau-nya rumah cepat bersih. Pegal sekali menyerok lumpur. Kalau begini, mau balik dagang pun tidak bisa," kata Hartini, 69, yang sehari-hari berjualan ikan asin di Pasar Jembul.
Di samping warga Rawajati, korban banjir di RW 07 Pejaten Timur juga membutuhkan bantuan air bersih untuk membersihkan lumpur yang mengendap dalam rumah.
Berita Terkait
-
Kunjungi Korban Banjir, Eko Patrio Malah Dimintai Duit
-
Korban Banjir Mulai Berbondong-bondong Klaim Asuransi
-
Sebut Alhamdulillah Banjir Surut, Bertrand Antolin Diprotes Warganet
-
Ancaman Leptospirosis, Menkes Terawan Tekankan Pentingnya Air Bersih
-
Diam-diam ke Waduk Pluit Usai Banjir, Jokowi: Ini Alat Enggak Jalan ya?
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional