Suara.com - Sejumlah lembaga swadaya masyarakat seperti LBH Jakarta, Greenpeace Indonesia, Walhi Jakarta, dan Rujak Center for Urban Studies mendesak pemerintah untuk segera membahas dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang atau RUU Perubahan Iklim. Sebab, banjir awal tahun 2020 yang melanda Jakarta dinilai sebagai bagian dari krisis iklim di Indonesia.
Ketua Greenpeace Indonesia, Leonardo Simanjuntak menuturkan bahwa banjir Jakarta tidak lain disebabkan oleh curah hujan ekstrem akibat perubahan iklim.
Menurut dia wilayah Jabodetabek telah mengalami curah hujan tertinggi sepanjang sejarah selama 154 tahun terakhir, yakni 337 mm per hari.
"Tingkat curah hujan semakin meninggi dari masa ke masa dan intervalnya semakin pendek. Rekor tertinggi curah hujan ini merupakan wake up call kepada seluruh pihak bahwa Indonesia mengalami krisis iklim," kata Leonardo di Kantor LBH Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2020).
Leonardo menilai bahwa pemerintah kekinian perlu mengambil langkah cepat dalam menangani krisis iklim di Indonesia. Untuk itu, dia mendesak agar pemerintah segera membahas dan mengesahkan RUU tentang Perubahan Iklim.
"Pemerintah pusat harus mengambil peran, salah satunya dengan membahas dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Iklim, sembari memperluas kesadaran kepada masyarakat bahwa ancaman krisis iklim nyata," ujarnya.
Di sisi lain, Leonardo juga meminta dalam menyikapi hal ini agar para pengambil kebijakan hendaknya tidak terserat pada kepentingan politik sesaat yang tidak bermanfaat. Sebab, pada akhirnya yang paling dirugikan akibat bencana ini ialah rakyat miskin.
"Banjir memang tidak memandang status sosial dan ekonomi. Namun, pada akhirnya orang miskin dan kelompok rentanlah yang paling rawan menjadi korban," katanya.
Baca Juga: Normalisasi Ciliwung Disebut Bukan Satu-satunya Opsi Atasi Banjir Jakarta
Berita Terkait
-
Normalisasi Ciliwung Disebut Bukan Satu-satunya Opsi Atasi Banjir Jakarta
-
Rujak: Sudah Dinormalisasi, Kampung Pulo dan Bukit Duri Masih Banjir
-
Hari Pertama Masuk Sekolah, Sejumlah Siswa Absen Usai Kebanjiran
-
Soal Banjir Jakarta, Ruhut Sebut Komentar Gubernur Bikin Rakyat Stres
-
Kebanjiran, Anissa Pakai Baju Tidur dan Sendal Jepit ke Sekolah
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah
-
Pengamat: Dasco Punya Potensi Ubah Wajah DPR Jadi Lebih 'Ramah Gen Z'
-
Cuma Minta Maaf Usai Ditemukan Polisi, Kejanggalan di Balik Hilangnya Bima Permana Putra
-
YLBHI Kritik Keras Penempatan TNI di Gedung DPR: Semakin Jauhkan Wakil Rakyat dengan Masyarakat!
-
Babak Baru Perang Lawan Pencucian Uang: Prabowo 'Upgrade' Komite TPPU Tunjuk Yusril Jadi Ketua
-
Serikat Petani: Program 3 Juta Rumah Akan Gampang Dilaksanakan kalau Reforma Agraria Dilaksanakan