Suara.com - Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman mengatakan, kapal coast guard China membawa senjata di perairan Natuna. Sementara Indonesia tidak bersenjata.
Hal ini disampaikan Taufiqoerrochman saat hadir sebagai narasumber dalam acara Mata Najwa bertajuk "Ada China di Natuna" yang tayang di Trans 7, Rabu (9/1/2020) malam.
Awalnya Najwa Shihab bertanya dan membandingkan kapal penjaga pantai China dan Indonesia yang ada di perairan Natuna.
"Kapalnya jauh lebih besar dari kapal Bakamla ya pak?" tanya Najwa.
"Relatif sama, Indonesia 110, dia (China) 145," jawab Taufiqoerrochman.
Najwa melanjutkan bertanya soal peralatan senjata yang dimiliki masing-masing coast guard baik Indonesia dan China.
"Kita pakai keris. Jadi di Permenhan kita itu memang belum diizinkan," ucap Taufiqoerrochman.
"Tapi kita sudah menghadap Pak Prabowo, beliau langsung berkata belikan yang besar. Ini sedang proses. Jadi kemarin belum ada," imbuhnya.
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid yang juga hadir di acara itu membenarkan bahwa memang kapal-kapal Bakamla belum dipersenjatai.
Baca Juga: Cegah Kerugian Lebih Besar, Ini Tips Tangani Mobil Terkena Banjir
"Karena memang peraturannya belum membolehkan," ujar Meutya.
Taufiqoerrochman menerangkan bahwa situasi saat ini bukan dalam keadaan perang. Sehingga jika ada satu butir peluru yang dikeluarkan akan mengubah keadaan jadi berbahaya.
"Kalau pun kita punya senjata itu buka tembakan satu butir aja, itu bermasalah. Walaupun tidak bersenjata itu menguntungkan kita," ujarnya.
Ia mencontohkan kasus kapal coast guard China yang menghadapi kapal induk Amerika Serikat.
"Sekarang saya balik, lho anda yang ngajak perang, kamu (China) bawa senjata, saya enggak. Itu yang buat dia malu, mundur keluar pada tanggal 24 Desember," ungkap Taufiqoerrochman.
Meskipun kapal China masih berada di perairan Natuna, Taufiqoerrochman menegaskan bahwa coast guard Indonesia terus hadir di perairan Natuna untuk mengusir kapal-kapal China.
Berita Terkait
-
Panas soal Natuna, China: RI Bakal Mengingat Stabilitas Kawasan
-
Dubes China: Kami dan Indonesia Tetap Sahabat, Natuna Bisa Selesai
-
Jokowi ke Natuna, Istana: Bukti Kedaulatan RI Tidak Boleh Diganggu
-
Istana soal Kisruh Natuna: Pemerintah Akan Usut Lewat Diplomasi Damai
-
Terbang ke Natuna, Jokowi akan Temui Ratusan Nelayan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru