“Yang bikin saya akhirnya memutuskan ikut dan percaya, adiknya (Maryani) bilang dia punya ruko. Nanti kalau penipuan, nanti uangnya akan diganti dengan menjual ruko itu,” kata Budi.
Budi berupaya mengumpulkan uang agar bisa ikut investasi Pandawa. Ia makin percaya, karena tetangganya juga banyak yang bergabung investasi palsu tersebut.
Budi pun menyetorkan uang untuk berinvestasi di Pandawa sebanyak Rp 19 juta. Tetangganya yang lain ada yang setor Rp 10 juta, ada Rp 40 juta, bahkan sampai Rp100 juta. Awalnya, dia sangat percaya dengan Parto karena aktif dalam kegiatan di gereja.
“Jadi selama sembilan bulan, saya dapat transferan Rp 1,9 juta per bulan. Enam bulan pertama transferan setiap bulan sering telat, setelah itu tidak ada sama sekali,” ungkapnya.
Ia dan warga lainnya pun mencari Parto. Namun yang bersangkutan telah kabur meninggalkan kampungnya.
“Kami cari-cari si Parto. Ternyata, dia sudah hilang, ditelpon sudah tidak aktif nomornya,” ujarnya.
Beberapa tahun sebelumnya, orangtua dan dua kakak Budi juga sudah pernah menjadi korban investasi bodong dengan modus budi daya Ginseng Korea. Orang tuanya merugi hingga Rp 10 juta. Modusnya dengan investasi seharga kendaraan seperti sepeda motor atau mobil.
Ketika itu, orang tuanya setor Rp 10 juta dan mendapatkan sepeda motor baru. Dari dana yang disetor, setiap anggota mendapatkan uang setiap bulan 10 persen. Namun cuma berjalan sekitar empat bulan.
“Makin lama, perusahaan tempat investasi Ginseng Korea itu terlambat bayarnya. Setelah itu, orang dari dealer datang mengambil motor itu. Orang di kampung saya juga banyak yang kena. Kejadiannya sudah lama, kalau enggak salah tahun 2010,” katanya.
Baca Juga: Pemilik UD Sakinah Kabur Bawa Uang Tabungan 350 Warga Sempu
Tak sampai di situ, beberapa bulan lalu Budi mengungkapkan sempat ditawarkan tetangganya ikut investasi budidaya ‘semut merah atau rangrang’ yang dapat menghasilkan kroto. Kroto adalah telur dari semut rangrang yang biasa digunakan untuk pakan burung.
Modusnya adalah orang disuruh berinvestasi dengan membeli satu toples seukuran toples kerupuk yang dijual di pasar seharga Rp 15 juta.
“Jadi kita disuruh beli satu boks semut rangrang itu Rp 15 juta, nanti bulan berikutnya menjadi Rp 17 juta,” katanya.
Orang yang menawarkan untuk berinvestasi semut merah itu adalah seorang guru PNS. Namun karena sudah berpengalaman menjadi korban tipuan investasi palsu, Budi menolak.
“Dia pegawai negeri, tapi saya sudah enggak percaya. Saya bilang enggak ada uang, Pakde. Saya curiga, toplesnya enggak boleh dibuka,” tuturnya.
“Saya sekarang sudah kapok, enggak pengin duit. Saya cari duit yang halal saja lah.“
Berita Terkait
-
Ada 6 Laporan Dugaan Investasi Bodong UD Sakinah, Polda DIY Periksa 4 Hotel
-
Istri Ari Sigit Penuhi Panggilan Polisi Terkait Dugaan Penipuan MeMiles
-
Pelaku Investasi Bodong UD Sakinah Mengaku Kenal Dekat Habib Syech
-
Terbuai Dalil Agama, Lutfi Tertipu Investasi Bodong Hingga Rp1,2 miliar
-
Skandal MeMiles, Cucu Soeharto Akhirnya Diperiksa Polisi, Kecoh Wartawan
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- Jesus Casas dan Timur Kapadze Terancam Didepak dari Bursa Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
-
Profil PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO): Saham IPO, Keuangan, dan Prospek Bisnis
-
Profil Hans Patuwo, CEO Baru GOTO Pengganti Patrick Walujo
-
Potret Victor Hartono Bos Como 1907 Bawa 52 Orang ke Italia Nonton Juventus
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
Terkini
-
Dana Pemda Rp203 Triliun Mengendap di Bank, Begini Penjelasan Mendagri Tito ke Prabowo
-
Prabowo Perintahkan Audit Kematian Ibu Hamil di Papua, Aktivis Sebut Kasus Femisida
-
Ayah Tiri Alvaro Tewas Gantung Diri Pakai Celana di Ruang Konseling, Polisi Ungkap Kronologinya
-
Siap Produksi Massal, BRIN dan PTDI Tunggu Pesanan Pesawat N219 dari Pemerintah
-
Anggota Komisi IV DPR Kasih 'Jempol' Produksi dan Gerakan Pangan Murah Polri
-
BRIN Siap Kembangkan Pesawat Amfibi dan Perkuat Alutsista Nasional Sesuai Arahan Presiden
-
Jejak Digital Sadis Alex Si Ayah Tiri, Terkuak Isi WA 'Perjanjian Buang Mayat' Bocah Alvaro
-
Parlemen Didorong Segera Implementasikan Putusan MK Soal Keterwakilan Perempuan di AKD
-
Usai OTT Bupati, KPK Tahan 3 Tersangka yang Diduga Terima Uang Korupsi Pembangunan RSUD Koltim
-
150 Batalyon Infanteri Teritorial Dibentuk Mulai 2025, Tujuannya untuk Apa?