News / Nasional
Jum'at, 31 Januari 2020 | 15:51 WIB
Ilustrasi main game. (Shutterstock)

Suara.com - Founder Toge Productions, Kris Antoni mengeluh kepada bea cukai lantaran kenang-kenangan dari partnernya di Jepang dipermasalahkan.

Developer game tersebut mendapat surat dari Bea Cukai RI untuk menebus paket kenang-kenangan tersebut. Dalam surat itu disebutkan nominal Rp 6.174.000 untuk menebus paket.

Kris merasa hal ini tidak benar. Sebab isi paket itu adalah box fisik game hasil karyanya sendiri.

Ia juga mengeluhkan kejadian itu dalam akun media sosialnya, baik di Twitter maupun di Facebook.

Melalui cuitan di akun @kerissakti, Rabu (29/1/2020), Kris menceritakan, "Jadi kami akan merilis game Coffee Talk hari ini, karya kami 2 tahun terakhir. Game kami akhirnya akan rilis di Steam, Xbox, PS4, Nintendo Switch dalam wujud digital dan fisik".

Bagi Kris sebagai pengembang game Indonesia, ini merupakan sebuah pencapaian luar biasa.

"Partner kami dari Jepang mengirimkan beberapa copy fisik game Coffee Talk sebagai memento/kenangan atas rilisnya game tersebut. Gratis!" kata Kris.

Ia melanjutkan, "Namun, tiba-tiba hari ini dapat surat cinta dari bea cukai. Kami harus menebus paket tersebut sebesar 6 juta! Eh gmana?"

Rencananya, Kris akan membagikan salinan game ini ke tim developer, keluarga, dan teman-teman terdekat yang telah mendukungnya.

Baca Juga: Proklamator Negara Rakyat Nusantara Ternyata Eks Caleg Partai Gerindra

"Ini game bikinan kami sendiri loh! Dan bukan kami beli atau ada niatan untuk dijual-belikan. Kok malah dipalak sama negara sendiri? Sedih," ujar Kris.

Viral cuitan developer game mengeluh kepada Bea Cukai (twitter @kerissakti)

Belakangan, Kris telah mendapatkan penjelasan dari pihak Bea Cukai. Pajak enam juta rupiah yang dikenakan untuk paket itu berasal dari nominal nilai barang sebesar 150 ribu Yen.

Kris menjelaskan, "Saya sudah dihubungi kantor Bea Cukai Pasar Baru dan diberikan penjelasan dan klarifikasi mengenai kenapa dikenakan pajak sebesar itu. Yang bikin kaget adalah di surat tertulis nilai barang 150 ribu, tapi pajaknya 6 juta. Ternyata yang dimaksud 150 ribu Yen".

Karena paket ini adalah hadiah, Kris tidak tahu isi dan nilai barang di dalamnya. Pihak Bea Cukai mempersilahkan Kris untuk mengajukan keberatan atas jumlah pajak yang dikenakan.

Keluhan Kris ini menjadi viral dan mendapat perhatian. Mereka telah merencanakan pertemuan dengan Kementerian terkait dan game developer.

Kris berharap kejadian yang dialaminya menjadi pemantik agar industri kreatif Indonesia bisa lebih maju lagi.

Load More