Suara.com - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengakui sulit mendeteksi virus corona. Meski dengan alat deteksi suhu tubuh atau thermal scanner.
thermal scanner hanya bisa mendeteksi 20 persen kemungkinan kasus terjangkit virus corona. Sehingga Pemprov DKI memperkuat pengawasan hingga tingkat Puskesmas.
"Kemudian di terminal-terminal pintu masuk Jakarta, kalau diprediksi hanya bisa mendeteksi 20 persen dari kemungkinan kasus. Karenanya penguatan kami adalah di fasilitas kesehatan hingga tingkat Puskesmas," kata Widyastuti di Balai Kota Jakarta, Senin (10/2/2020).
Agak sulitnya mendeteksi kasus virus corona kata Widyastuti, karena dalam kasus virus corona adanya masa inkubasi selama 14 hari. Dari mulai masuknya kuman ke tubuh sampai sakit.
"Katakanlah dia baru datang dari satu negara terdampak, karena masa inkubasinya 14 hari, dia belum muncul sehingga ketika lewat thermal scanner enggak terdeteksi," kata dia.
Karena itu, kata Widyastuti, penguatan Dinkes DKI Jakarta adalah di semua fasilitas kesehatan mulai dari rumah sakit pemerintah maupun swasta, klinik, hingga Puskesmas dengan cara sosialisasi info virus corona dan alur penemuannya.
Harapannya, jika ada pasien yang datang dari negara terdampak virus vorona maka semakin mempertajam dan memperjelas anamnesis (proses komunikasi antara dokter dan pasien yang bertujuan mendapatkan informasi tentang penyakit yang diderita dan lainnya yang berkaitan.
Dengan demikian, dapat mengarahkan diagnosis penyakit) sehingga juga terdeteksi di fasilitas-fasilitas kesehatan.
"Harus kita yang siaga bukan hanya nunggu di bandara, tapi penguatan juga di lapangan," ucap dia.
Baca Juga: Tanggapi Studi Harvard Soal Corona di Indonesia, Kemenkes: Itu Matematik
Kendati demikian, DKI tetap bekerjasama untuk pengawasan pintu-pintu masuk ke Jakarta dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Imigrasi dan pihak berwenang dengan melibatkan diri dalam "Public Health Emergency Operating Centre" (PHEOC).
"Selalu ada komunikasi antara kami dengan pihak-pihak yang berada di pelabuhan-pelabuhan," kata Widyastuti. (Antara)
Berita Terkait
-
Tanggapi Studi Harvard Soal Corona di Indonesia, Kemenkes: Itu Matematik
-
Dipastikan Sehat, Empat WNI Dari Singapura Jalani Proses Karantina
-
Satu Grup dengan Korsel di BATC 2020, Tim Beregu Putra Indonesia Optimistis
-
6 WNI 'Suspect Virus Corona' Kabur dari Singapura, Kemenkes Bilang Begini
-
Hoaks Babi Berbicara, Sebut Virus Corona Bisa Dicegah dengan Makan 9 Telur
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka