Suara.com - Usai disambut dengan meriah, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump duduk bersama para pemimpin India pada Selasa (25/2/2020), untuk pembicaraan mengenai penjualan senjata dan perselisihan dagang yang telah mengakibatkan ketegangan dalam hubungan kedua negara selama beberapa bulan terakhir.
Lebih dari 100.000 orang mengisi stadion kriket di India barat pada Senin (24/2) untuk acara bertajuk "Namaste Trump" dalam resepsi terbesar bagi seorang pemimpin asing selama bertahun-tahun yang disebut Trump sebagai "tampilan budaya dan kebaikan India yang menakjubkan."
Tetapi kedua negara telah berdebat tentang kesepakatan perdagangan dan pada Selasa Trump akan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di New Delhi untuk mencoba dan menutup selisih atas komoditas pertanian, peralatan medis, perdagangan digital, dan mengusulkan tarif baru.
AS telah menandatangani perjanjian perdagangan dengan China, dan memisahkan perjanjian dengan Kanada dan Meksiko, serta mendorong perjanjian dengan India yang digambarkan Trump sebagai "raja tarif."
Trump mengatakan dalam rapat umum di Ahmedabad bahwa Modi adalah negosiator yang tangguh tetapi kedua negara berada pada tahap awal kesepakatan besar.
Di New Delhi, Trump mendapat sambutan resmi di istana kepresidenan berdinding bata merah, dengan penghormatan 21 letusan meriam dan prajurit kehormatan berseragam merah yang menunggang kuda.
India adalah salah satu dari sedikit negara besar di dunia di mana peringkat persetujuan pribadi Trump di atas 50 persen dan perjalanan Trump diliput penuh. Beberapa komentator menyebut kunjungan pertama Trump ke negara demokrasi terbesar dunia itu perlu dicatat.
Mereka juga memuji Modi yang memberikan sambutan spektakuler untuk Trump.
"Pelukan Modi-Trump semakin kencang," Times of India menayangkan.
Baca Juga: India Bangun Tembok Demi Sembunyikan Permukiman Kumuh dari Donald Trump
Tetapi ketegangan politik di India ditandai dengan adanya protes keras yang terjadi di Delhi pada Senin atas undang-undang kewarganegaraan baru yang menurut para kritikus mendiskriminasi umat Islam dan merupakan upaya lebih lanjut untuk melemahkan fondasi sekuler demokrasi India. Mereka mengatakan hukum adalah bagian dari pola perpecahan yang diikuti oleh Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata yang dipimpin Modi.
Setidaknya lima orang tewas dan sekitar 90 lainnya cedera dalam bentrokan yang terjadi di bagian lain ibu kota, jauh dari pusat kota tempat Modi menjadi tuan rumah Trump.
Dalam pidatonya pada Senin, Trump memuji kebangkitan India sebagai demokrasi yang stabil dan makmur sebagai salah satu pencapaian abad ini.
"Anda telah menunjukkan diri sebagai negara yang toleran. Dan Anda telah melakukannya sebagai negara bebas yang hebat," katanya.
Trump berencana mengangkat masalah kebebasan beragama di India dengan Modi, kata seorang pejabat administrasi pekan lalu.
Delhi juga telah berjuang mengatasi polusi udara yang tinggi dan pada Selasa kualitas udara cukup buruk di 193 pada indeks pemerintah yang mengukur polusi hingga skala 500. WHO menganggap tingkat polusi udara di atas 60 sebagai tidak sehat.
Berita Terkait
-
India Bangun Tembok Demi Sembunyikan Permukiman Kumuh dari Donald Trump
-
Trump Akan Undang Wilder dan Fury ke Gedung Putih Usai Duel Berakhir TKO
-
Film Parasite Boyong Piala Oscar, Begini Komentar Nyinyir Donald Trump
-
Sambut Kunjungan Trump, India Bangun Tembok Tutupi Kawasan Kumuh
-
Donald Trump Mengejek Parasite, Film Korea Selatan Pemenang Oscar
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Akui Sulit Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama, Bareskrim: Dikejar Lari-lari!
-
Bukan Cuma Iklan: 5 Bos Media Bongkar 'Revenue Stream' Ajaib di Era AI
-
Pakar Pidana Tegaskan Polemik Patok Kayu PT WKM Harusnya Tak Jadi Perkara Pidana
-
Kejagung Dalami Jejak Korupsi Chromebook Sampai ke 'Ring 1' Nadiem Makarim
-
Terungkap! Alasan Sebenarnya APBD DKI Jakarta Numpuk Rp14,6 Triliun! Bukan Deposito, Tapi...?
-
Kejati Jakarta Bongkar Skandal LPEI: Negara 'Dibobol' Hampir Rp 1 Triliun
-
Ketua Majelis Hakim Heran, PT WKM Pasang Patok di Wilayah IUP Sendiri Malah Dituntut Pidana
-
Setahun Jadi Penyeimbang Pemerintahan Prabowo, Apa Saja yang Disorot PDI Perjuangan?
-
Rencana Soeharto Digelari Pahlawan Nasional, Amnesty: Reformasi Berakhir di Tangan Prabowo
-
Pramono Anung Tegaskan Santri Bukan Sekadar Simbol Religi, tapi Motor Peradaban Jakarta