Suara.com - Pengamat politik Rocky Gerung dan pengamat ekonomi Sabang Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan, menyinggung persoalan wabah virus corona baru alias Covid-19 dan imbasnya pada Indonesia.
Menurut Syahganda, pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak tepat dalam merespons perkembangan penyebaran virus. Sementara Rocky, menyebut ada kecemasan dalam rezim Jokowi.
Hal ini mereka sampaikan dalam rekaman video berjudul "PART 4: ROCKY GERUNG, HENDRI SATRIO, SYAHGANDA: BANYAK YANG DITUTUPI TENTANG CORONA DI INDONESIA??" yang diunggah ke kanal YouTube realita TV, Jumat (28/2/2020).
Syahganda mengatakan "Jokowi bilang Indonesia aman-aman saja konteksnya dalam coronavirus atau covid-19, tapi seluruh dunia bilang enggak. Memang kita katak di bawah tempurung, apa?"
Menurutnya, masyarakat sekarang bebas mendapat informasi dari banyak media, seperti internet. Karenanya, kalau Jokowi mengatakan hal tersebut, wajar masyarakat merasa heran.
"Orang sekarang punya internet, Jokowi bilang aman, rakyat Googling. Kata Harvard University tidak mungkin secara statistik Indonesia tidak ada yang kena coronavirus. Rakyat lebih percaya Harvard University daripada Jokowi dan menterinya yang sudah pernah dipecat Ikatan Dokter Indonesia(IDI) kan? Si Terawan itu?" ucap Syahganda.
Sikap pemerintah Indonesia, menurut Syahganda, berbeda dengan negara lain seperti Arab Saudi dalam menghadapi imbas virus corona.
Syahganda mengatakan, "Seluruh dunia ini tidak berbicara investasi. Seluruh dunia bicara soal bagaimana dia itu mengisolasi diri. Arab Saudi misalkan, 7 juta orang umroh dihentikan kalikan Rp 2,5 juta saja harga visa itu berapa triliun? Itu sudah Rp 15 triliun, dia buang uang demi dia mengamankan Arab Saudi jangan sampai dia kena coronavirus."
Ia juga menyoroti soal sikap pemerintah dalam penguatan sektor wisata yang terpuruk akibat virus corona.
Baca Juga: Menkes Terawan Awalnya Bantah soal Corona, Ternyata Ini yang Terjadi
"Kita kan enggak, buzzer harus membuat orang datang ke Bali lebih banyak, membuat wisata jangan jatuh, ini kan kebijakan yang sinting," katanya.
Berdasarkan informasi dari temannya, Syahganda menjelaskan bahwa vaksi virus corona belum ditemukan sampai enam bulan ke depan.
"Dari coronavirus ini saya tanya teman yang bekerja di Centers for Disease Control (CDC) di Atlanta, Amerika Serikat, tetangga dia sebelahnya juga bagian pembuat vaksin, jadi mereka tiap hari bareng. Saya diinfokan tiap hari tentang ini. Mereka bilang masih lama vaksin ini ketemunya. Mungkin sampai enam bulan lagi belum ketemu vaksinnya," ucapnya.
"Selama vaksinya tidak ketemu, kita lihat Wakil Presiden Iran sudah kena virus corona juga, pasti dunia akan mengisolasi diri," ujarnya.
Jika negara-negara akhirnya mengisolasi diri hingga tidak ada perdagangan dan ekonomi dunia, menurut Syahganda, Indonesia tidak akan kuat mengatasi situasi itu. Sebab menurutnya, rezim Indonesia sangat ketergantungan dengan China.
"Nah, ini yang saya ramalkan enam bulan lagi mungkin ada rezim baru atau presiden baru," kata Syahganda.
"Rezim baru artinya dia tukar kabinet, isunya sih bisa April yang saya dengar dari kalangan Istana. Tapi kalau Jokowi mungkin mundur saya pikir enam bulan ke atas, kalau begini terus bisa mundur dia," imbuhnya.
Tag
Berita Terkait
-
Virus Corona Mulai Masuk ke Indonesia, Bos BEI Minta Investor Tetap Tenang
-
Menkes Terawan Awalnya Bantah soal Corona, Ternyata Ini yang Terjadi
-
WNI Terjangkit Virus Corona, Publik: Pak Jokowi, Turunkan Harga Masker
-
Dua Warga Depok Positif Corona dari WNA, DPR Sebut Pemerintah Kobobolan
-
Menkes: Daripada Pakai Masker, Mending yang Sehat Jauhi Orang Sakit
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- 7 Fakta Pembunuhan Sadis Dina Oktaviani: Pelaku Rekan Kerja, Terancam Hukuman Mati
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Analisis Mantan BIN: Jokowi Minta Pertahankan Kapolri Sebagai Upaya Mengamankan Pintu Terakhir
-
Bantah Eksekusi Silfester Kedaluwarsa, Kejagung Minta Kuasa Hukum Bantu Hadirkan Kliennya: Tolonglah
-
Kasus Korupsi Kredit Sritex, Kejagung Kembali Sita Aset Eks Dirut Iwan Lukminto
-
Berkas Perkara Delpedro Cs Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pengacara Lawan Balik Lewat Praperadilan
-
Menteri PPPA: Di Kampus Perlu Dibangun Budaya Saling Menghormati dan Ruang Aman
-
Geger Anak Eks Walkot Cirebon Maling Sepatu di Masjid, Kasusnya Disetop Polisi, Ini Alasannya!
-
Minta MK Hapus Uang Pensiun DPR, Lita Gading Dibalas Hakim: Mereka kan Kerja
-
DPR Soroti Kasus Narkoba Ammar Zoni di Rutan: Indikasi Peredaran Gelap Narkoba Masih Marak
-
Suka Metal dan 'Kerja Kerja Kerja', 4 Kemiripan Calon PM Jepang Sanae Takaichi dengan Jokowi
-
KPK Dalami Peran Eks Dirut Perhutani soal Izin dan Pengawasan di Kasus Korupsi Inhutani V