Suara.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti beberapa faktor yang seharusnya bisa mencegah aksi sadis NF, siswi SMP yang membunuh APA, bocah lima tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Salah satunya adalah soal peran guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah NF.
Komisioner KPAI bidang Pendidikan, Retno Listyarti mengatakan tersangka NF disinyalir memiliki sejumlah masalah psikologis. Guru BK, kata Retno, seharusnya bisa mendeteksi hal ini dari awal ketika NF bersekolah.
"Guru BK tuh sebenarnya bisa loh jadi benteng. Termasuk masalah anak mau bunuh diri, dan lainnya. Ketika anak tidak dapat apa yang seharusnya di rumah berikan, tetapi di sekolah tuh dia menunjukan tanda-tanda," ujar Retno di kantor KPAI, Jakarta Pusat, Senin (9/3/2020).
Namun ia mengakui memang saat ini peran guru BK sulit bisa efektif karena dalam aturan Permendikbud nomor 111 tahun 2014, guru BK bisa menangani murid sampai jumlahnya 150 orang. Jumlah yang terlalu banyak ini dinilai tidak efektif bagi guru BK untuk bisa memahami muridnya secara rinci.
"Saya sadar tidak mungkin guru BK memegang 150 anak sendirian dan bisa mengenali satu-satu," kata dia.
NF sendiri, kata Retno, ketika ditelusuri memang diketahui memiliki sejumlah masalah keluarga di rumahnya. Namun dengan adanya pihak sekolah yang turun tangan, masalah di rumah seharusnya bisa terlupakan dengan memberikan pengajaran dan bimbingan yang baik.
Terlebih lagi, NF disebutnya memiliki sejumlah kelebihan dalam berbagai bidang. Di antaranya seperti, menggambar, tenis meja, dan bahasa Inggris.
"Ini harusnya ditangkap juga oleh guru yang mengajar bidang itu. Artinya ini anak bisa di-eksplore kemampuannya tadi sehingga dia bisa melupakan masalahnya tadi, bisa move on dari masalah yang ada," kata dia.
Baca Juga: Curhatan NF: Mau Bunuh Bayi hingga Aku Selalu Mencintaimu
Tag
Berita Terkait
-
Curhatan NF: Mau Bunuh Bayi hingga Aku Selalu Mencintaimu
-
KPAI: Adik Pelaku Pembunuhan di Sawah Besar Harus Dapat Perhatian Psikolog
-
Kriminolog: NF Pembunuh Balita Bisa Saja Dipantau Jiwanya Seumur Hidup
-
KPAI Sebut Gadis Pembunuh Anak di Sawah Besar Perlu Diperhatikan
-
Pembunuh Bocah di Lemari Masih Anak-anak, NF Harus Diperlakukan Khusus
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka