"Ini memiliki lebih dari 12.000 kasus yang dikonfirmasi dan jumlah kematian 827. Hampir 900 orang dengan virus di Italia berada dalam perawatan intensif," kata kepala darurat WHO Michael Ryan.
Dr Ryan mengatakan, situasi di Iran dengan angka resmi adalah 354 kematian di antara 9.000 kasus adalah "sangat serius". WHO telah mengirim 40.000 alat uji ke Iran tetapi masih ada kekurangan ventilator dan oksigen.
"Iran dan Italia menderita sekarang, tetapi saya jamin negara-negara lain akan berada dalam situasi itu segera," katanya.
Sebelumnya, Kanselir Jerman Angela Merkel memperingatkan bahwa hingga 70 persen dari populasi negara itu, sekitar 58 juta orang dapat tertular virus corona. Dia mengatakan, karena tidak ada obat yang diketahui, fokusnya akan jatuh pada memperlambat penyebaran virus.
"Ini tentang memenangkan waktu," katanya.
Beberapa ahli virologi Jerman membantah tingginya angka tersebut. Mantan penasihat pemerintah federal untuk pengendalian penyakit, Prof Alexander Kekule, mengatakan kepada media Jerman bahwa ia melihat skenario terburuk dari 40.000 kasus.
"Jumlah kasus yang dikonfirmasi di Jerman telah meningkat menjadi 1.567 dari 1.296," kata institut Koch untuk penyakit menular.
Catatan Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal virus corona Covid-19, sila hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119.
Baca Juga: Sudah Pandemi, Pengelola Mal Ikut Lakukan Upaya Pencegahan Corona Covid-19
Berita Terkait
-
Jenazah Pasien Positif Corona Meninggal akan Diformalin Sebelum Dipulangkan
-
44 Orang Tewas Keracunan Usai Minum Obat Penangkal Virus Corona
-
Pasien Corona di RSPI Sualianti Saroso Bertambah, 8 Positif dan 2 PDP
-
Pasien Corona Terus Bertambah, PKS: Tak Perlu Ada Daerah Diisolasi
-
Virus Corona Makin Meluas di Australia, Kota Sydney Diusulkan untuk Ditutup
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO