Suara.com - Otoritas China akan mencabut status lockdown di Wuhan serta seluruh Provinsi Hubei, wilayah pusat penyebaran virus corona baru Covid-19. Pencabutan lockdown akan dilakukan mulai Selasa (24/3/2020) tengah malam.
Dialihbahasakan dari Channel News Asia, sekitar 50 juta warga Hubei akan diperbolehkan melakukan perjalanan ke luar masuk wilayah itu setelah dua bulan diisolasi.
Warga di Provinsi Hubei yang sehat akan diizinkan untuk meninggalkan provinsi tersebut mulai Selasa tengah malam.
Sementara, khusus untuk Kota Wuhan pencabutan lockdown baru akan dilakukan pada 8 April mendatang.
Orang-orang yang mulai melakukan perjalanan dari Provinsi Hubei akan diperiksa kesehatannya melalui kode QR. Kode tersebut kan menampilkan status kesehatan setiap orang.
Pencabutan status lockdown dilakukan setelah selama kurang lebih sepekan kasus virus corona di China terus mengalami penurunan.
Hingga Jumat (20/3/2020), dilaporkan hanya ada tiga kematian akibat virus corona, angka tersebut merupakan angka terendah sejak Januari lalu.
Namun, pada Selasa Komisi Kesehatan China melaporkan adanya kasus baru sebanyak 78 kasus. Sebanyak 74 kasus diantaranya merupakan kasus impor dari luar negeri.
Kasus tersebut merupakan kasus pertama setelah selama sepekan dilaporkan tidak ada kasus baru. Ada sebanyak 7 orang dinyatakan meninggal akibat virus tersebut.
Baca Juga: Pemuda di Kulon Progo Sulap Studio Jadi Tempat Bagi-bagi Hand Sanitizer
Ancaman Gelombang Kedua Virus Corona
China mulai dihadapkan dengan potensi gelombang kedua kasus infeksi virus corona. Sebab, angka kasus impor terus mengalami peningkatan.
Kembalinya warga ke China dari luar negeri dikhawatirkan membawa virus corona. Gelombang kedua penyebaran virus corona dikhawatirkan akan menyerang China.
Beberapa kota di China telah menetapkan aturan ketat untuk pendatang baru dari luar negeri.
Seluruh penerbangan internasional menuju Beijing dialihkan ke kota-kota lain, dimana para pendatang akan diskrining terlebih dahulu.
Media pemrintah pada Selasa memberikan peringatan adanya gelombang infeksi kedua. Gelombang kedua tersebut sangat mungkin terjadi dan tak bisa terhindarkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis