Suara.com - Ginanjar, seorang driver ojek online (ojol) mengungkapkan keluh kesahnya sepi orderan saat masa Work From Home. Ia ingin solusi nyata dari pemerintah untuk menghadapi wabah virus corona yang berdampak pada kebutuhan ekonomi.
Hal tersebut ia sampaikan ketika diundang ke Indonesia Lawyers Club (ILC): Simalakama Corona yang tayang di TVOne, Selasa, (24/03).
BACA JUGA: Darah Penyintas Virus Corona Jadi Obat Pasien yang Masih Sakit, Bisakah?
Ginanjar bahkan mengaku sampai tidak makan karena sepinya orderan saat masa Work From Home diterapkan di Jakarta.
"Saya pulang pagi, tidur sejenak, sampai kira-kira jam 12, saya bangun, biasa ritual bercanda sama anak walaupun hari itu saya nggak makan karena memang ya mohon maaf tidak ada yang (bisa) dimakan," kata Ginanjar seperti dikutip dari keterangan video.
"Itu sebagai contoh saja, itu pendapatan saya hari ini," kata Ginanjar menambahi keterangannya.
Ia juga menyayangkan banyak pihak yang justru saling menyahkan. Ginanjar berharap ada langkah nyata berupa strategi melawan virus corona.
"Jadi sekarang yang ada itu, main salah-salahan sekarang kalau saya pribadi, memang kita itu harus menekan pemerintah, karena di sini kata-kata mutiara, kata-kata bijak kalian itu, bukan itu yang sekarang kami butuhkan, yang kami butuhkan sekarang itu rangkulan tangan, wujud empati kalian semua," kata Ginanjar mengungkapkan.
BACA JUGA: Penggali Kubur Takut, Wabup Sidoarjo Turun tangan Gali Makam Pasien Corona
Baca Juga: Khawatir Tularkan Corona, Anies: Tim Medis Tak Ingin Pulang ke Rumah
Tak hanya itu, driver ojol ini juga menyindir influencer yang belum kelihatan batang hidungnya.
"Hello, ke mana kalian yang suka posting-posting, yang jumlah subscribe-nya banyak, yang followersnya banyak, yang penghasilannya banyak, helloo?" ujar Ginanjar.
Ia berharap dengan aksi para influencer yang sudah membantu bisa menjadi inspirasi banyak orang.
BACA JUGA: Undang 20 Influencer, BNPB Diskusi soal Covid-19
"Share dong foto kalian yang berbagi dengan yang lain, karena di sini, sekarang ini semuanya butuh yang namanya influence, butuh yang namanya trendsetter," ujar Ginanjar mengusulkan.
"Kebanyakan dari kita itu followers, kalau udah ada yang nyontohin bagus pasti nanti banyak, nggak usah mikirin riya' karena malaikat nggak bakal ngurangin nilai pahala," kata Ginanjar penuh keyakinan.
Berita Terkait
-
Ternyata Ini 5 Kejanggalan Ojol ke Istana Gibran yang Dibongkar Netizen
-
Gibran Temui Perwakilan Ojol, Publik Soroti Driver Glowing dan Istilah 'Taruna' yang Bikin Curiga
-
Rusdamdiansyah: Sudah Dibunuh Warga Sendiri, Kini Kasusnya Dilenyapkan Pula
-
Dear Puan Maharani, Keluarga Affan Kurniawan Menunggu Maaf dan Kehadiranmu di Rumah Duka
-
Mahasiswa hingga Ojol Demo di Depan Gedung DPR, Massa: Polisi Harusnya Mengayomi, Bukan Menindas
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian Bencana: Jadi Ada Dirjen Longsor, Dirjen Banjir
-
Pemerintah Pulangkan 2 WN Belanda Terpidana Kasus Narkotika Hukuman Mati dan Seumur Hidup
-
Aksi 4 Ekor Gajah di Pidie Jaya, Jadi 'Kuli Panggul' Sekaligus Penyembuh Trauma
-
Legislator DPR Desak Revisi UU ITE: Sikat Buzzer Destruktif Tanpa Perlu Laporan Publik!
-
Lawatan ke Islamabad, 6 Jet Tempur Sambut Kedatangan Prabowo di Langit Pakistan
-
Kemensos Wisuda 133 Masyarakat yang Dianggap Naik Kelas Ekonomi, Tak Lagi Dapat Bansos Tahun Depan
-
27 Sampel Kayu Jadi Kunci: Bareskrim Sisir Hulu Sungai Garoga, Jejak PT TBS Terendus di Banjir Sumut
-
Kerugian Negara Ditaksir Rp2,1 T, Nadiem Cs Segera Jalani Persidangan
-
Gebrakan KemenHAM di Musrenbang 2025: Pembangunan Wajib Berbasis HAM, Tak Cuma Kejar Angka
-
LBH PBNU 'Sentil' Gus Nadir: Marwah Apa Jika Syuriah Cacat Prosedur dan Abaikan Kiai Sepuh?